GridOto.com - Datang dari benua Eropa, inilah skutik petualang yang bakal menjadi salah satu pesaing Honda ADV 160.
Motor baru yang hadir dari pabrikan asal Prancis ini adalah Orcal Arios+, produk skutik adventure pertama yang mereka tawarkan.
Sebagai informasi, Orcal Motors sendiri lebih dikenal sebagai produsen motor perkotaan bergaya retro.
Namun kalau dilihat secara tampilan dan spesifikasinya, Orcal Arios+ sendiri ternyata enggak kalah dibandingkan ADV 160.
Soal desainnya, postur bodi motor tampak jangkung dan tangguh dengan tekukan bodi yang mirip ADV 150.
Pada bagian depan terdapat windshield tinggi yang bisa distel, dengan headlamp LED DRL dengan fitur cornering light.
Lampu sein belakang dan stoplamp motor pun sudah LED, ditambah behel belakang dengan fitur rear carrier untuk pemasangan top box.
Terjun di segmen motor paling ramai di Eropa, mesinnya berkapasitas 124,8 cc SOHC 4 klep dengan sistem injeksi dari Bosch.
Mesinnya menghasilkan tenaga sebesar 14,6 dk pada 8.500 rpm dengan torsi maksimum 12,5 Nm pada 6.500 rpm.
Baca Juga: Komparasi Akselerasi dan Top Speed Aprilia SR-GT 200 vs ADV 160, Andalan Honda Keok?
Kelengkapan fiturnya pun setara ADV 160, sebab sudah pakai layar full digital 7 inci, smart key dan alarm, serta USB charger 5V 2A dan adapter 12V.
Pengeremannya pun sudah cakram kaliper 2 piston depan dan 1 piston belakang, ditambah sistem ABS dual channel.
Bagasi dibalik joknya mencapai 23 liter, tangki bensin sebesar 9,3 liter serta dilengkapi dengan fitur ABS dual-channel.
Nah untuk bobotnya mencapai 149 kg, dengan tinggi jok 775 mm dan ground clearance 165 mm.
Lalu suspensi depan tipe teleskopik diameter 35 mm, dan belakang suspensi ganda mode tabung dengan stelan preload.
Nah ukuran velg dan ban yang dipakai persis ADV 160, depan pakai ukuran 110/80-14 dan belakang 130/70-13.
Tersedia pilihan warna putih dan silver, Orcal Arios+ dibanderol dengan nominal setara Rp 63 jutaan.
Kalau hanya lihat harga saja justru motor tersebut setara Aprilia SR-GT 200 di Tanah Air yang banderolnya Rp 60 jutaan nih.
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR