Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Sinyal Harga BBM Subsidi Naik Makin Kuat, Banderol Pertalite dan Solar Disebut Jauh dari Nilai Keekonomian

Ruditya Yogi Wardana - Sabtu, 27 Agustus 2022 | 16:05 WIB
Sinyal harga BBM subsidi naik semakin kuat.
Dok. Otomotif Group
Sinyal harga BBM subsidi naik semakin kuat.

GridOto.com - Pemerintah sudah memberikan sinyal kuat harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi naik, yang diisukan diterapkan pada pengujung Agustus 2022.

Terbukti dengan sekarang pemerintah yang masih terus menggodok wacana harga BBM subsidi naik hingga sekarang.

Terkait wacana harga BBM subsidi naik, Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan RI menyebutkan kalau langkah ini memang perlu dilakukan pemerintah.

Apalagi kalau melihat harga BBM subsidi, yakni Pertalite dan Solar yang terbilang sangat jauh dari nilai keekonomiannya kalau mengacu dengan harga minyak dunia.

Berdasarkan perhitungan Sri Mulyani, Pertalite seharusnya dibanderol Rp 14.450 per liter.

Hanya saja pemerintah menjualnya dengan harga Rp 7.650, alias selisih Rp 6.800 dari harga keekonomiannya.

"Artinya harga Pertalite sekarang adalah 53 persen (dari harga keekonomia), jadi rakyat mendapat subsidi Rp 6.800 per liternya," ungkapnya, dikutip dari Tribunnews.com, Jumat (26/08/2022).

Sedangkan untuk Solar seharusnya dijual Rp 13.950 per liter, tapi sekarang di SPBU dibanderol Rp 5.150 alias selisih Rp 8.800 dari nilai keekonomiannya.

Agak berbeda dari Sri Mulyani, Menteri ESDM Arifin Tasrif justru punya hitungan sendiri terkait harga keekonomian Pertalite.

Ia mengungkapkan sekarang harga keekonomian Pertalite seharusnya ada di angka Rp 17.200 per liter.

Baca Juga: BEM SI Sebut Masyarakat Jelas Tak Setuju Harga Pertalite Naik, Sekarang Sedang Siapkan Gerakan Penolakan

Baca Juga: Pawiba dan Organda Senada, Harga Pertalite Naik Bisa Bikin Tarif Angkutan Wisata di Bali Ikutan Meningkat

Melihat ketimpangan tersebut, jelas ada tekanan tersendiri bagi Pemerintah yang memberikan subsidi.

"Jadi yang dihadapi yakni Pemerintah berusaha menahan, tapi sejauh mana bisa ditahan," kata Arifin.

Ia juga menjelaskan, saat ini Pemerintah harus mengimpor BBM dengan total 600 ribu hingga 700 ribu barel per harinya.

Jika melihat harga minyak dunia yang sudah mencapai 100 USD per barel, maka pemerintah harus menanggung beban anggaran sebanyak 65 juta USD atau setara Rp 965,42 miliar setiap harinya. (Kurs 1 Dolar Amerika Serikat = Rp 14.852, 27 Agustis 2022).

Selain BBM subsidi, Pemerintah juga masih punya beban lain yakni terkait penjualan BBM non-subsidi seperti Pertamax.

Pasalnya Pertamax sekarang dijual dengan Rp 12.500 per liter, padahal nilai keekonomian Pertamax seharusnya di angka Rp 19.900.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Harga Pertalite yang Wajar Menurut Menteri Keuangan dan ESDM di Atas Rp10.000 Per Liter.

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



REKOMENDASI HARI INI

Banyak yang Enggak Sadar, Ini Penyebab Utama Komstir Motor Cepat Oblak

KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa