GridOto.com - Kecelakaan yang mengakibatkan Porsche terbakar di tol Jagorawi, memakan korban jiwa pada Kamis malam, (25/8) silam.
Diduga Porsche terbakar di tol Jagorawi berawal dari menabrak bagian belakang truk dengan kecepatan tinggi dan menyebabkan ledakan hingga terbakar.
Kasus Porsche terbakar di tol Jagorawi ini menuai tanggapan dari Adrianto Sugiarto Abadi, Advisor PT Karya Fajar Ultima, Konsultan Keselamatan Jalan.
Menurut Adrianto, sapaannya, salah satu hal yang terjadi pada kecelakaan ini adalah speed gap yang cukup jauh.
"Saya duga mobil korban melaju dengan kecepatan tinggi, sedangkan truk berjalan lebih lambat daripada mobil korban," tuturnya.
Ia memberikan ilustrasi, apabila mobil melaju pada kecepatan 120 km/jam, dan menabrak mobil yang bergerak dengan kecepatan 40 km/jam, "Maka speed gap-nya 80 km/jam," jelasnya.
Speed gap ini kurang lebih kekuatannya sama dengan mobil melaju 80 km/jam kemudian menabrak benda diam seperti tembok.
"Di speed gap seperti ini, perangkat keselamatan seperti airbag maupun safety belt tidak ada artinya," lanjut Adrianto.
Sehingga ia memberikan wejangan sebaiknya para pengguna jalan tol harus memperhatikan rambu lalu lintas dan tertib berkendara di jalan tol.
Ia juga mengingatkan bagi para pemilik kendaraan besar agar muatannya tidak berlebihan alias ODOL, Over Dimension Over Load.
Baca Juga: Berkendara Malam Hari, Ini 5 Tips Dari Pakar Safety Agar Tetap Aman
"Kendaraan besar dengan beban berlebih, membuat arus lalu lintas terhambat karena berjalan lebih pelan," sambung pria ramah ini.
Tidak kalah pentingnya, "Sebaiknya bagian belakang truk diberi rear impact guard, supaya mobil tidak masuk ke kolong truk seperti kejadian Porsche terbakar tadi," jelas pria yang juga berprofesi sebagai dosen ini.
"Dan rear impact guard ini sebaiknya juga distandarisasi, misal bisa meredam hingga kecepatan tertentu," ujar Adrianto.
Perihal lain yang ia sampaikan adalah agar tidak menyalip melalui bahu jalan karena berpotensi tinggi terjadi kecelakaan seperti Porsche ini.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR