GridOto.com - Berbicara serat karbon, secara umum ada wet carbon dan dry carbon, keduanya dibedakan dari proses pengerjaannya.
Wet Carbon
"Ini adalah proses pengerjaan serat karbon yang konvensional serta pengerjaannya lebih banyak dilakukan dengan tangan," ungkap Vino dari bengkel modifikasi Platinum, Cipinang, Jakarta Timur.
Lembaran serat karbon yang sudah dibentuk menyerupai komponen, atau melapis panel/komponen suatu mobil, dilanjutkan dengan dilapis resin.
Baca Juga: Honda Brio Gen 1 Gaya Racing, Wajah Bertabur Karbon, Kaki-kaki Meaty
Pelapisan resin ini dilakukan menggunakan kuas, yang digerakkan tangan si modifikator. Kemudian resin dibiarkan hingga mengeras.
Biasanya, "Kadar resin pada teknik ini relatif lebih banyak daripada dry carbon, jumlah resin berlebih akan berpengaruh pada bobotnya," ujar Vino lagi.
Tapi wet carbon lebih laku di Indonesia, "Karena harganya lebih murah, hasilnya juga bisa bagus dan ringan," beber Vino.
Dry Carbon
Dry carbon atau resin infusion adalah proses pembuatan yang lebih canggih daripada wet carbon.
Pembuatan karbon seperti ini menggunakan mesin vacuum untuk mengurangi kadar resin hingga komposisi yang ideal.
"Jadi mesin vacuum akan menyedot resin yang berlebih hingga resin ngebasahin karbon secara merata,” sambung Vino.
Baca Juga: Asli Indonesia Wrangler Pakai Panel Serat Karbon Buatan Sendiri, Keren!
Ketika resin dan serat karbon jumlahnya seimbang atau ideal, maka kekuatan serat karbon bakal lebih kuat dan ringan, dan juga tahan lama.
"Hanya saja karena menggunakan mesin khusus, harga dry carbon jadi lebih mahal dibanding wet carbon," wanti pria penggemar die cast ini.
Mengenai dry carbon, ada salah kaprah yang acap terdengar. “Dry carbon biasanya identik warnanya lebih doff dibanding wet carbon,” ucap Vino.
Padahal, dry carbon juga bisa kinclong kayak wet carbon.
“Itu cuma masalah di finishing aja. Dry carbon bisa kok dibikin basah atau mengkilap,” tuturnya.
Selain itu, perbedaan dry carbon dan wet carbon ada di bentuk anyamannya, “Biasanya tekstur dry carbon lebih gepeng, karena ke-press sama mesin,” pungkas Vino.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR