GridOto.com - Beberapa waktu belakangan sosok Kadiv Propam Polri non-aktif Irjen Ferdy Sambo semakin ramai dibicarakan masyarakat Tanah Air.
Terlebih saat ini irjen Ferdy Sambo resmi ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan kasus Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J.
Penetapan tersangka diumumkan setelah irjen Ferdy Sambo diperiksa oleh tim khusus di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat pada Senin (08/08)
Terlepas dari hal itu, Irjen Ferdy Sambo pernah mengungkapkan beberapa kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) di Tanah Air.
Saat menjabat Kasat V/Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya dengan pangkat AKBP, Ferdy Sambo juga kerap memberikan tips menghindari curanmor.
AKBP Ferdy Sambo ketika itu menjelaskan, para pelaku curanmor mampu menggondol kendaraan meski sudah dipasang alarm dan GPS tracking.
Saking mahirnya, GPS tracking yang dipasang di mobil incarannya lah yang menjadi alat bantu pelaku dalam melancarkan aksi curanmor.
Padahal GPS tracking sendiri berguna untuk mengecek keberadaan kendaraan.
"Modusnya tergolong konvensional, dengan memotong kabel alarm yang tersambung dengan instalasi GPS tracking," buka AKBP Ferdy Sambo dikutip dari Tabloid OTOMOTIF edisi 16:XX 2010.
Namun di balik kesederhanaan modus yang dipakai, si pelaku sudah lebih dulu mencongkel kunci pintu mobil.
Menurutnya, para pelaku sudah membuntuti korban lewat sistem pelacak kendaraan berbasis GPS tracking.
Meski belum ada bukti keterlibatan dari oknum pengagen GPS tracking, tapi disinyalir ada kerja sama dengan mekanik bengkel.
"Kemungkinan ada kerja sama antara si pelaku dengan oknum bengkel yang memasang alarm berikut modul GPS tracking," tutur jebolan Akpol 1994 ini.
Ia berpendapat, kasus curanmor dengan sistem GPS Tracking hanya diketahui oleh beberapa pelaku kejahatan.
Dengan diputusnya kabel GPS tracking, pemilik akan kesulitan untuk mengecek keberadaan kendaraan.
Editor | : | Hendra |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR