GridOto.com - Meminum kopi dan minuman berenergi kerap digunakan pengendara untuk mengusir lelah dan kantuk saat berkendara, terutama saat menempuh perjalanan jauh.
Sebab dengan meminum kopi dan minuman berenergi yang mengandung kafein, diharap dapat membuat mata pengendara melek dan kembali segar.
Padahal menurut Jusri Pulubuhu, Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), meminum kopi dan minuman berenergi untuk menghindari kantuk justru dapat membahayakan keselamatan.
"Masyarakat kurang tahu soal keletihan ini, umumnya mereka tahu keletihan karena perjalanan jauh saja. Padahal perjalanan dalam kota di jalan yang biasa dilalui juga bisa menimbulkan keletihan karena jenuh," ujarnya saat dihubungi GridOto.com beberapa waktu lalu.
Jusri menyebut, letih dan kantuk yang dialami pengendara juga disebabkan oleh berbagai faktor selama dalam perjalanan.
"Selain aspek mental, pengendara bisa letih dan ngantuk karena tekanan seperti masalah pribadi, cuaca dan masalah teknis kendaraan," kata Jusri.
Karena kondisi tersebut, keletihan yang dipaksa saat berkendara bukan hanya berisiko menimbulkan kecelakaan.
"Pengendara yang letih dan ngantuk, respon mengemudi dan daya pandangnya akan melambat. Kondisi ini bisa juga menimbulkan emosi pengendara meluap dan membuat gaya berkendaranya berubah jadi arogan," sebut Jusri.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, mengakali kantuk dan keletihan dengan kopi dan minuman penambah energi hanya tindakan yang sia-sia.
Baca Juga: Mesin V-Twin Seukuran Gelas Kopi ini Bikinan Harley-Davdison, Beneran Bisa Nyala Lho
"Jika badan sudah capek, mengusir kantuk dan keletihan dengan minum kopi atau minuman berkafein itu hanya berlaku sementara, tapi tidak memperpanjang atau meningkatkan stamina," kata Jusri.
Sementara, dalam berkendara terutama jarak jauh yang dibutuhkan adalah stamina serta nutrisi.
Selain itu Jusri berujar, terlalu sering meminum kopi atau minuman berenergi juga dapat memicu berbagai penyakit yang cukup mematikan.
"Minuman tersebut sebaiknya jangan dikonsumsi jika badan letih karena kafein dan kadar gulanya juga tinggi. Buat yang usianya masih muda mungkin tidak terlalu terasa, tapi buat yang sudah berumur bisa memicu diabetes, komplikasi jantung bahkan meninggal dunia," paparnya.
Oleh sebab itu, pengendara disarankan segera istirahat jika merasa energinya sudah terkuras selama perjalanan.
"Dalam dunia kedokteran, minuman berenergi itu sangat tidak disarankan, malah berefek keletihan karena organ tubuh dipaksa bekerja. Jadi yang paling tepat harus istirahat setiap maksimal 2 jam berkendara, dengan break atau jeda 15 sampai 30 menit," tambahnya lagi.
Bukan hanya itu, sebaiknya pengendara juga tidak boleh memaksa berkendara saat perjalanan jauh yang memakan waktu di atas 10 jam.
"Demi kesehatan badan, jangan berkendara di jalan selama lebih dari 10 jam meskipun sudah diselingi istirahat. Jika lebih dari 10 jam, pengendara motor atau mobil, wajib tidur selama minimal 7 jam dahulu sebelum melanjutkan perjalanan," terang Jusri.
Agar perjalanan aman, jangan lupa juga untuk menaati rambu dan aturan lalu lintas serta menjaga etika berkendara atau street manners di jalan.
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR