GridOto.com - Berbeda dengan generasi sebelumnya, Nissan X-Trail generasi ketiga dengan kode body T32 meninggalkan kesan boxy dan tampil lebih dinamis dan modern.
Nissan X-Trail T32 mengaspal di Tanah Air pada 2014 silam dengan dua pilihan mesin, dengan kode MR20DD untuk mesin berkapasitas 2.000 cc dan QR25DE berkapasitas 2.500 cc.
Untuk mesin 2.000 cc tersedia pilihan transmisi manual (MT) dan otomatis CVT (Continuously Variable Transmission), sementara varian bermesin 2.500 cc hanya tersedia transmisi CVT.
Di antara dua pilihan mesin Nissan X-Trail T32 tersebut, mana yang lebih direkomendasikan jika ingin membeli unit bekasnya?
Menurut kepala bengkel spesialis Nissan Jasmin Motor BSD di Tangerang Selatan, Ari Hidayat, X-Trail T32 bekas dengan varian mesin 2.500 cc lebih rekomendasi dibeli tahun ini.
"Saya pribadi lebih baik ambil X-Trail T32 yang 2.500 cc, tenaganya lebih besar. Kalau ingin BBM lebih irit ambil 2.000 cc," ujar Ari saat ditemui GridOto.com, Jumat (8/7/2022).
Hal senada juga diungkapkan Yudi Budiman, Owner showroom Indigo Auto di Serpong, Tangerang.
"Kalau mencari tenaga lebih ambil 2.500 cc, mau yang lebih irit dan efisien bisa ke 2.000 cc," ucap Yudi saat dihubungi GridOto.com pada kesempatan yang sama.
Saat disinggung mana yang paling banyak dicari konsumen, Yudi mengatakan Nissan X-Trail T32 varian 2.500 cc masih menjadi idaman.
Baca Juga: Seken Keren - Jangan Buru-buru, Perhatikan Bagian Ini Saat Ingin Membeli Nissan X-Trail T32 Bekas
"Sebenarnya untuk kelas SUV seperti X-Trail ini lebih banyak menyukai yang 2.500 cc, karena bahan bakar tidak menjadi isu," sambungnya.
Soal harga, Yudi mengungkapkan Nissan X-Trail T32 varian 2.500 cc lansiran 2014 kini bisa dipinang dengan banderol kurang dari Rp 200 juta.
"Terakhir saya jual Nissan X-Trail T32 dua minggu lalu, unit 2.500 cc tahun 2014 itu harganya Rp 195 juta," jelas Yudi.
Jika memilih Nissan X-Trail varian 2.000 cc dengan tahun yang sama, saat ini harganya selisih Rp 40 juta atau lansiran 2014 berkisar Rp 160 jutaan.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
KOMENTAR