GridOto.com - Komponen keselamatan Halo kembali menunjukkan eksistensinya saat menyelamatkan nyawa Guanyu Zhou pada kecelakaan lap pertama F1 Inggris 2022.
Dalam kecelakaan parah di F1 Inggris 2022 tersebut, mobil Guanyu Zhou terbalik kemudian melaju dalam kecepatan sangat tinggi menuju gravel trap tikungan 1 Sirkuit Silverstone.
Mobil Zhou baru berhenti setelah menabrak tyre barrier dan tersangkut di bagian jaring-jaring besi tribun Sirkuit Silverstone.
Bagian aspal trek di tikungan 1 sampai membekas terkelupas gara-gara terbaliknya mobil Guanyu Zhou ini.
Jika tak ada Halo, tak bisa dibayangkan bagaimana kondisi Zhou gara-gara kecelakaan karambol ini.
Beberapa jam sebelum kejadian Zhou ini, di trek yang sama, juga terjadi kecelakaan parah antara Roy Nissany dan Dennis Hauger di feature race Formula 2.
Mobil Hauger terbang dan menghantam bagian atas mobil Nissany dengan sangat keras.
Both Roy Nissany and Dennis Hauger walked away from this scary incident #BritishGP #F2 pic.twitter.com/URWV64LGQe
— Formula 2 (@Formula2) July 3, 2022
Untung di sana ada Halo yang berhasil menyelamatkan nyawa Nissany, meskipun kecelakaan tersebut murni berasal dari tindakan kotornya sendiri.
Meski perangkat Halo mendapat pujian, nyatanya masih ada beberapa kritikan yang dilemparkan kepada FIA soal tingkat keselamatan pembalap.
Baca Juga: Ini Rahasia Tim Mercedes Bisa Mendekati Kecepatan Ferrari dan Red Bull di F1 Inggris 2022
Hal itu diutarakan oleh Grand Prix Drivers Association (GPDA) chairman, Alex Wurz.
"Terakhir kali aku mengingat kecelakaan jungkir balik adalah saat tabrakan dengan Pedro Diniz, Nurburgring 1999, saat dia melompatiku. Itu memaksa ada tes crash, diminta oleh GPDA, dilakukan dengan segera dan diterapkan oleh FIA," ujar Wurz dilansir GridOto.com dari F1i.
"Pak Presiden FIA, cek inbox-mu, kita punya pekerjaan untuk dilakukan," jelas Wurz.
Mantan pembalap F1 ini juga menyoroti masalah sausage kerb alias kerb sosis yang menjadi penyebab crash Roy Nissany dan Dennis Hauger.
Mobil Hauger yang melaju melebar bisa melompat ke atas gara-gara menginjak kerb sosis dengan keras.
Hal yang sama juga pernah terjadi di 2019, saat mobil pembalap Formula 3 Alex Peroni terbang usai menghantam kerb sosis.
Selain itu kerb sosis juga memberikan banyak masalah ke F1, dan keluhan juga banyak diungkap para pembalap karena sifatnya yang merusak mobil dan membahayakan.
Menurut Wurz, kerb berukuran besar dan radikal yang digunakan untuk memperlambat laju pembalap di luar trek ini sudah salah konsep sejak awal dipakai.
"Aku tak bisa menahan diri mengungkapkan ke publik soal kerb sosis. Kenapa kita memakainya dan kenapa masalahnya tak selesai," ujar Wurz.
"Faktanya kerb sosis selalu punya konsep salah. Entah berapa banyak lompatan, berapa banyak cedera untuk disaksikan? Ini untuk kerb sosis di apex, serta kerb pisang di akhir tikungan," jelasnya.
Editor | : | Fendi |
Sumber | : | f1i.com |
KOMENTAR