GridOto.com Selain Halo, ini perangkat keamanan lain di Mobil F1 yang menyelamatkan banyak nyawa di F1 Inggris.
F1 Inggris 2022 di Sirkuit Silverstone, Minggu (4/7) diwarnai dengan tabrakan yang cukup parah melibatkan Guanyu Zhou dan George Russell.
Mobil Zhou yang membela Alfa Romeo bertabrakan dengan mobil Rusell dari tim Mercedes ketika balapan baru dimulai.
Efeknya mobil Alfa Romeo yang dikemudikan Zhou harus terbalik beberapa kali dan berhenti setelah menghantam pagar pengaman meskipun sempat melompati tyre barrier.
Baca Juga: Carlos Sainz Juara F1 Inggris 2022 Mick Schumacher Dapat Poin, Begini Klasemen Sementara F1 2022
Beruntung Zhou sendiri selamat dan tidak mengalami cedera apapun berkat roll hoop serta Halo di mobil F1 miliknya mampu bekerja maksimal.
Halo yang diperkenalkan pada musim 2018 ini memang sempat menjadi kontroversi karena dianggap menghalangi visibilitas pembalap.
Tapi setelah insiden Romain Grosjean pada musim 2020 lalu serta insiden Zhou membuat kalau F1 betul-betul memperhatikan keselamatan para pembalapnya.
Selain Halo, ternyata ada perangkat keamanan tambahan lain yang bisa menyelamatkan banyak nyawa di F1 Inggris kemarin.
Baca Juga: Sampai Gepeng, Begini Kondisi Mobil Guanyu Zhou Usai Crash Parah di Awal Balapan F1 Inggris 2022
Perangkat tersebut adalah wheel tethers yang bertugas untuk membuat ban tidak akan terlepas jauh dari sasis ketika mobil F1 bertabrakan.
Seperti diungkapkan di formula1-dictionary.net perangkat wheel tethers ini sendiri sudah cukup lama menjadi barang wajib di F1 tepatnya pada musim 1998 lalu.
Karena ban yang melayang atau terlepas saat crash bisa menghantam penonton atau marshall seperti yang terlihat pada start F1 Imola pada tahun 1994, dimana tabrakan saat start membuat ban terlempar ke area grandstand dan mengakibatkan cedera serius kepada para penonton.
Simpelnya, perangkat wheel tethers ini bentuknya seperti kabel dan harus terikat pada area sasis mobil dan juga pelek mobil. Sehingga saat mobil bertabrakan wheel tethers ini tetap menjaga ban untuk tidak terlempar jauh dan bisa membahayakan pembalap maupun marshall dan juga penonton.
Baca Juga: Ngeri! Crash yang Terjadi di Balapan Formula 2 Silverstone, Nyawa Bisa Melayang Jika Tak Ada Halo
Tapi perangkat wheel tethers di era awal ini ternyata tidak cukup kuat dalam beberapa kasus tabrakan beruntun, seperti pada seri F1 Italia di Monza pada tahun 2000 serta seri F1 Australia di Melbourne pada tahun 2001 yang menewaskan marshall akibat terkena ban yang terlempar.
Efeknya FIA harus beberapa kali merevisi aturan wheel tethers ini sehingga diputuskan mulai pada tahun 2011 wheel tethers harus berjumlah dua buah per ban. Lalu pada tahun 2018 harus ada tiga wheel tethers dan diwajibkan menggunakan bahan Zylon yang kekuatannya setara dengan karbon kevlar.
Wheel tethers terlihat bekerja maksimal dalam kasus Guanyu Zhou dimana keempat bannya tetap berada di dekat area sasis meskipun terlihat mobil terbalik beberapa kali dan langsung meluncur ke area grandstand di tikungan pertama.
Tanpa wheel tethers tentu saja ban bisa meluncur atau terbang ke arah penonton dan bisa mengakibatkan cedera serius atau hilangnya nyawa seperti yang terjadi pada tahun 1999 dan 2001 silam.
Baca Juga: Satu Untung Lainnya Bikin Buntung, Ini Perbedaan Slipstream dan Dirty Air di Formula 1
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | Formula1-dictionary.net |
KOMENTAR