GridOto.com - Hujan deras yang masih sering melanda mayoritas wilayah Indonesia akhir-akhir ini dijamin membuat para pemilik mobil dan motor malas mencuci kendaraannya.
Apalagi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan masih bisa turun hingga September 2022 nanti, jadi makin ragu deh mau mencuci mobil atau motor.
Padahal semakin sering mobil atau motornya kena hujan, semakin sering juga sobat harus mencuci kendaraannya.
Itu kalau sobat tidak mau motor atau mobilnya jadi 'panuan,' terutama bila harus parkir di luar.
Pasalnya, sisa air hujan yang dibiarkan menempel di bodi dan kaca mobil maupun motor sobat bisa meninggalkan ‘jejak’ berupa bercak-bercak putih seperti panu.
“Sisa air hujan tadi akan susah dihilangkan kalau sudah jadi bercak-bercak putih atau water spot, mesti pakai cairan khusus,” ujar Daniel Widya Sukma, salah satu owner dan founder bengkel spesialis detailing dan repaint motor, RPG Motocare kepada GridOto.com beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan, bercak putih tadi disebabkan oleh kandungan asam yang dimiliki oleh air hujan.
Ditambah dengan debu dan kotoran mikro lainnya yang terperangkap, sisa air hujan di mobil dan motor sobat akan meninggalkan jamur atau kerak ketika kering.
“Makanya, sebisa mungkin motor atau mobil itu sebisa mungkin dicuci kalau habis kena hujan,” ujar pria pemilik Yamaha Scorpio Z tersebut.
Meskipun disebut mencuci, Daniel mengatakan bahwa sobat cukup membilas sekujur bodi dan bagian lain yang terpapar air hujan dengan air bersih.
“Setelah dibilas pakai air, bodi dan kaca motor atau mobil tadi cukup dilap sampai kering dengan kain bersih,” kata Daniel.
Tujuannya adalah membilas sisa air hujan yang mungkin masih tersisa, sebelum dilap sampai kering untuk memastikan tidak ada air yang tersisa di eksterior mobil atau motor.
Agar tidak muncul baret halus di kaca dan bodi, ia pun menyarankan mengelap menggunakan kain microfiber.
“Soalnya kalau kita diamkan terlalu lama, air sisa hujannya kering duluan dan itu yang nantinya jadi bercak water spot,” pungkasnya.
Editor | : | Fendi |
Sumber | : | Buletin Iklim BMKG |
KOMENTAR