GridOto.com - Rasanya antara praktik perdukunan atau santet dengan ajang balap motor itu enggak ada kaitannya ya.
Tapi percaya enggak percaya nih, nyatanya praktik perdukunan di ajang balap motor sempat ramai di era awal tahun 2000
Bahkan praktik perdukunan atau santet ini merambah mulai dari ajang balap liar hingga ke trek resmi lho.
Meski sulit diterima nalar, ternyata banyak orang percaya jurus ini ampuh melumpuhkan lawan saat balapan.
Benar atau tidaknya memang sulit dibuktikan, tapi santet sering dituding sebagai biang keladi kegagalan pembalap.
Menurut tokoh-tokoh di seputar balap motor saat itu, santet bahkan sudah dianggap fenomena yang wajar.
Apalagi kalau taruhan di balap liar dengan nilai yang besar.
Contoh seperti yang dialami Lewis Marshal saat adu kencang dengan musuh bebuyutannya dari Jember, di 6 Mei 2001, di kandang lawan.
Ia yang juga salah satu dragbiker top Surabaya, menjoki Suzuki Crystal besutan Tole Motor Sidoarjo.
Lawannya mengandalkan Yamaha F1Z.
Namun saat balap berlangsung, mesin motor Lewis mendadak mati di tengah jalan.
"Waktu setting enggak ada problem sama sekali, performa mesin fit, tapi kok beberapa meter setelah lepas start tiba-tiba ngedrop, lalu mati mendadak," kata Lewis, dikutip dari tabloid OTOMOTIF edisi No.02/XI Senin, 21 Mei 2001.
Asal tahu saja, besutan Tole Motor Sidoarjo ini diakui arek-arek balap Surabaya sebagai bebek terkencang saat itu.
Makanya wajar kalau Sofi'i, mekanik sekaligus bos Tole Motor dibikin gondok setengah mati.
"Gimana enggak geregetan, kami kalah taruhan Rp 15 juta," katanya.
Saking penasarannya, saat itu juga motor dibongkar untuk diselidiki penyebabnya.
Karburator dipreteli, ketemu.
Ternyata biang keroknya lubang main-jet tersumpal seekor semut hitam.
"Bayangin aja, dari mana masuknya tuh semut? Dan sejak kapan semut doyan bensin?" bingung Sofi'i.
Baca Juga: Orang Ini Bukan Dukun, Tapi Tanpa Dia Valentino Rossi Tidak Pernah Juara MotoGP Lagi
Padahal, lanjutnya, tangki bensin yang menggunakan oli samping F1Z selalu dijaga bersih.
"Itu pun diisi bensin saat motor mau dipakai balap aja," bilangnya.
Lain lagi kisah Rovino Senjaya, jawara dragbike dari tim Answer Racing Motor (ARM) Surabaya, di era itu.
Saat ikut gelaran dragbike Santana di Kemayoran dua bulan lalu, mesin Yamaha RXZ Pacuannya tiba-tina mengeluarkan air bercampur kotoran semacam lumpur.
"RXZ kan enggak pakai radiator, lagian motor-motor kami selalu bersih, kalau pun dicuci cuma dilap aja enggak tahu dari mana datangnya air," kenang Inoe, panggilan akrabnya.
"Rantai mendadak putus pula," timpal Moming, salah satu kru ARM.
Aneh lagi, saat ia akan ikut balap liar di kawasan Prapen, Surabaya Timur pada akhir tahun 2000.
Musuhnya berasal dari Surabaya Selatan.
Usai setting motor di Kenjeran sore harinya, semua motor oacuan Inoe disimpan semalaman di rumahnya.
Jadwal balap direncanakan tepat jam 24.00 waktu setempat.
Namun sepanjang malam itu, Suzuki RGR hitam berjuluk Maestro yang akan dipakai balap terus digonggongi Gundi, anjing peiharaan Inoe.
"Cuma Maestro yang digonggoni Gune, lainnya enggak," tutur Inoe.
Karena tak punya perasaan apa-apa, doi cuek.
Baca Juga: Demi Siasati Ganjil Genap, Pembeli Mobkas Sampai Percayakan Dukun
Namun ketika balap berlangsung ia merasakan lari motornya terasa berat.
"Waktu nyetting larinya enak banget, tapi saat balapan malah ngeden, seperti ada yang nahan, aku kalah Rp 5 juta," katanya.
Lebih parah dialami Maman Firmansyah, punggawa AAJ Parung, Bogor.
Saat mengikuti dragbike Santana di Kemayoran tahun 2000, ia mengalami mesin macet akibat kemasukan jarum di blok silinder.
"Dinding silinder sampai lecet-lecet, terus jarun itu bengkok, padahal gue sama sekali enggak pernah nyetting motor pakai jarum," aku Maman.
Memang sebelumnya mereka mengakui tak terpikir akan santet ini.
Namin setelah beberapa kali ditemui hal-hal ganjil di apangan, mereka pun lantas mengkonsultasikannya dengan 'orang pintar'.
Kesimpulannya, ada faktor X di luar 'kekuasaan' pembalap maupun tim mekanik yang ikut bicara pada tiap lomba.
Tak heran bila ada banyak joki yang dibekali penangkal santet, entah berupa pegangan 'barang' atau mantra.
Bahkan 'dibaca-bacain' langsung oleh si orang pintar.
Wallahualam deh.
Gimana menurut sobat GridOto?
Editor | : | Dida Argadea |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR