GridOto.com - Dua jenis arus listrik buat ngecas mobil listrik, kenali bedanya.
Proses ngecas alias charging untuk mengisi daya baterai cukup penting di mobil listrik.
Sampai saat ini ada dua arus listrik yang digunakan untuk ngecas mobil listrik.
Yaitu arus listrik AC (alternating current) dan arus listrik DC (direct current).
"Arus listrik AC umum digunakan sebagai kelistrikan rumah tangga atau bangunan," buka Bonar Pakpahan, Product Expert PT Hyundai Motors Indonesia (HMID).
Lanjut Bonar, arus listrik AC yang digunakan untuk ngecas mobil listrik terambil dari stop kontak dengan tegangan 220V.
Baca Juga: Mobil Listrik Punya 4 Komponen Utama yang Membedakan Dengan Mobil BBM
Atau penggunaan alat wall charger yang dihubungkan lewat meteran listrik rumah atau bangunan.
"Proses pengisian arus listrik AC 220V harus diubah dulu melalui inverter menjadi arus listrik DC," terang Bonar.
"Karena baterai menyimpan daya listrik berupa arus listrik DC," terusnya.
Untuk itu dalam pengecasan mobil listrik dengan arus listrik AC butuh waktu sedikit lebih lama.
Sebut saja pengisian daya baterai Hyundai Ioniq 5 Standard Range dari AC charging 7 kW yang butuh waktu sampai 6 jam.
Berbeda dengan pengisian daya baterai arus listrik DC yang lebih cepat.
Baca Juga: Biar Lebih Paham, Kenali Seperti Apa Cara Kerja Mobil Listrik
Alat charger arus listrik DC sudah memiliki konverter arus listrik yang sudah diubah menjadi arus listrik DC sebelum disalurkan untuk pengisian daya baterai.
"Dari alat charger arus listrik yang mengalir sudah berupa DC, inverter hanya meneruskan ke baterai tanpa mengubah kembali," jelas Bonar.
"Cepat atau lambatnya tergantung besaran kWh yang dihasilkan alat charger, seperti Ioniq 5 Standard Range dengan DC fast charger 350 kW 0 sampai 80 persen cuma 15 menitan," paparnya.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR