GridOto.com - Meroketnya harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax, membuat sebagian masyarakat kini beralih ke Pertalite lantaran selisih harga yang cukup tinggi.
Otomatis, kondisi tersebut membuat konsumsi Pertalite mengalami peningkatan yang cukup drastis.
Terhitung hingga 31 Mei 2022 lalu, Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas mencatat penyaluran Pertalite sudah mencapai 11,69 juta Kiloliter (KL).
Kalau dihitung lagi, artinya sudah 50,74 persen dari kuota Pertalite sebanyak 23,04 juta KL untuk tahun ini.
Walau konsumsinya mengalami peningkatan drastis, pemerintah belum ada niatan untuk melakukan penyesuaian harga Pertalite hingga sekarang.
"Kami lihat kondisinya dulu, sekarang kami perlu berempati ke masyarakat," ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementeria ESDM, Tutuka Ariadji, dikutip dari Kontan.co.id, Rabu (08/06/2022).
Lanjut menurut Tutuka, saat ini pihaknya masih menunggu revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM.
Dengan adanya revisi Perpres tersebut, diharapkan tingkat penyaluran Pertalite bisa dibuat lebih efektif lagi.
Perlu diketahui, BPH Migas dan Pertamina masih menunggu lampu hijau dari Presiden RI Joko Widodo terkait revisi Perpres 191/2014.
Terlebih draf revisi aturan ini sudah diserahkan oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif kepada Presiden Jokowi.
"Kemudian akan kami bahas juga (revisi Perpres 191/2014) dengan Sekretariat Negara dan Sekretariat Kabinet," ujar Kepala BPH Migas, erika Retnowati.
Jika revisi Perpres 191/2014 disetujui, maka penjualan Pertalite bisa dikontrol dengan memanfaatkan aplikasi MyPertamina dalam proses pembeliannya di SPBU.
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Konsumsi Meningkat, Pemerintah Belum Berniat Sesuaikan Harga Pertalite.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
Sumber | : | Kontan.co.id |
KOMENTAR