GridOto.com - Banyak motor unik yang pernah dijual di Indonesia, salah satunya skutik roda tiga berbasis mesin sama dengan Yamaha NMAX yakni Yamaha Tricity 155.
Yamaha Tricity 155 pertama kali diluncurkan di Indonesia di pameran otomotif pada tahun 2016 dibanderol dengan harga Rp 66 Juta.
Meski harganya cukup tinggi, Yamaha Tricity 155 yang didatangkan secara utuh (CBU) dari Thailand ini stok langsung ludes terjual.
Nah, belum lama ini Yamaha Tricity 155 mendapat penyegaran jika sebelumnya pakai basis NMAX lawas, generasi terbarunya diambil dari New NMAX.
Mesinnya sudah standar Euro 5 dengan SGCU yang membuat sistem starter jadi halus, dilengkapi fitur start-stop system untuk menghemat bahan bakar.
Yamaha Tricity 155 terbaru di pasar Eropa ditawarkan dalam tiga pilihan warna yaitu biru glossy, matte grey dan matte sand.
Dengan adanya versi terbarunya, lantas apakah Yamaha Tricity 155 bakal dijual di Tanah Air?
Manager Public Relations, YRA & Community PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Antonius Widiantoro, mengatakan pihaknya belum memiliki rencana untuk memboyong Tricity 155.
"Dulukan sudah pernah (jual Yamaha Tricity 155 di Indonesia), sekarang belum ada rencana," ujar Antonius kepada wartawan di Jakarta belum lama ini.
Baca Juga: Ini Dia NMAX Roda 3 Versi Pabrikan, Yuk Lihat Detail Yamaha Tricity 155 Terbaru
Lebih lanjut, ada beberapa pertimbangan Yamaha Indonesia belum ingin memboyong Tricity 155 salah satunya pertimbangan respons konsumen terhadap produk tersebut
"Yang pasti impor harus di planning jauh hari, tidak bisa di Eropa baru launching kami langsung impor. Kedua kami harus lihat demandnya seperti apa," ucap Antonius.
"Jangan sampai kami masukkan bukan dari permintaan konsumen kan sayang, makanya kami selalu lihat respons pasar terlebih dahulu," sambungnya.
Kendati demikian, Antonius menyebut bila respons konsumen cukup baik pihaknya akan mempertimbangkan untuk memboyong Yamaha Tricity 155 terbaru di Indonesia.
"Kalau konsumennya mau kami akan pertimbangkan," pungkasnya.
| Editor | : | Hendra |
KOMENTAR