GridOto.com - Alat Nikuba bisa ubah air jadi bahan bakar, apa bedanya dengan mobil hidrogen?
Belum lama media sosial ramai membicarakan penemuan alat bernama Nikuba yang bisa mengubah air menjadi hidrogen oleh warga Cirebon.
Hidrogen dari hasil konversi Nikuba diklaim bisa menggantikan bahan bakar fosil untuk kendaraan mesin internal combustion.
Meski begitu, Dr. Ing. Ir. Tri Yuswidjajanto Zaenuri, Ahli Motor Bakar dari Institut Teknologi Bandung (ITB) meragukan klaim tersebut.
Bahwa alat pengubah air menjadi hidrogen tidak menghasilkan hidrogen murni, melainkan HHO (Hidrogen Hidrogen Oksida).
Baca Juga: Toyota dan Yamaha Siapkan Mesin V8 Hidrogen, Masa Depan Mesin Bakar?
"HHO yang digunakan juga untuk mesin internal combustion, beda dengan kendaraan atau mobil hidrogen," tutur Prof. Yus, sapaan akrabnya.
Mobil hidrogen umumnya dikenal sebagai FCV (Fuel Cell Vehicle).
FCV menggunakan konstruksi yang mirip dengan mobil listrik karena sama-sama terdapat motor listrik dan menggunakan energi listrik.
"Jika mobil listrik mendapat tenaga listrik dari baterai, FCV mendapat tenaga listrik dari gas hidrogen," jabar Prof. Yus.
Hidrogen yang digunakan adalah gas hidrogen murni.
Yang kemudian diisi dengan alat khusus agar bisa menghasilkan tekanan 400 bar lebih di dalam tangki penyimpanan FCV.
"Setelah tersimpan, melalui elektrolisis mesin khusus di FCV gas hidrogen mengalami reaksi kimia dengan O2 (oksigen)," terang Prof. Yus.
Baca Juga: Mobil Diesel Isi BBM Tidak Sesuai Rekomendasi, Ketahuan dari Sini
"Hasil dari H2 dengan O2 menjadi H20 dan listrik," sambungnya.
Dimana listrik yang dihasilkan akan tersimpan ke dalam motor listrik dan dijadikan sebagai energi penggerak.
Dan H20 yang pada dasarnya air merupakan hasil 'gas buang' dari FCV.
"Residu berupa air akan ditampung dalam penyimpanan khusus dan bisa dibuang sewaktu-waktu," tutup Prof. Yus.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR