GridOto.com - Pakai komstir model laher bambu di motor memiliki kelebihan dan kekurangan.
Umumnya, komstir model laher bambu ini adalah komstir aftermarket yang biasa dipasang untuk menggantikan komstir yang rusak.
Karena komstir yang rusak bisa bikin setang terasa berat dan handling motor jadi terasa tidak nyaman.
Memang apa sih bedanya komstir model laher bambu dengan komstir biasa atau bawaan pabrikan?
Baca Juga: Catat! Ini Risiko Repaint Body Kasar Motor Yang Harus Diwaspadai
"Kalau komstir bawaan motor itu kan modelnya pakai bola atau pelor. Kalau laher bambu ini model bolanya panjang seperti pipa dan biasa ditemukan di motor trail," ucap Dimas Prasetyo dari JBB Pokabar di Jl. Dr Setia Budi, Pondok Kacang Barat, Tangerang Selatan.
Menurut Dimas yang memang sering dapat order pasang komstir ini, komstir laher bambu punya kelebihan dan kekurangan jika dipasang di motor.
"Kelebihannya adalah dari segi harga bisa lebih murah, komstir orisinil itu harganya bisa Rp 90 ribuan. Sementara yang model laher bambu paling Rp 50 ribu," tambahnya.
Selain itu, menurut Dimas dari pemasangan juga lebih mudah dibandingkan model pelor bulat yang harus disusun manual.
Baca Juga: Cabut Paking Head Silinder di Mesin Motor Harian Tidak Disarankan
"Dari segi keawetan selama kita bawa motor tidak sering menghantam lubang juga komstir laher bambu awetnya mirip dengan yang orisinil," terangnya lagi.
Buat kekurangannya, menurut Dimas komstir model laher bambu ini bisa bikin setang terasa lebih berat dan kaku dibandingkan saat pakai komstir bawaan.
"Setang yang jadi kaku dan berat ini buat beberapa pengguna agak menyulitkan, makanya kadang sering ada yang bongkar lagi dan pasang komstir standarnya," lanjut Dimas.
Baca Juga: Tips Perjalanan Jauh Pakai Motor, Pembonceng Harus Ingat Ini
"Selain itu kalau pemasangan miring atau tidak pas juga bisa rawan berkarat, tapi untuk penggunaan harian atau touring masih aman-aman saja," tutupnya.
Nah itu tadi kelebihan dan kekurangan pakai komstir model laher bambu di motor.
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR