GridOto.com - Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite terjadi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di wilayah Kabupaten Bener Meriah, Aceh.
Anehnya, warga Bener Meriah justru menemukan Pertalite ramai dijual oleh sejumlah pengecer.
Jumlah pengecer di wilayah itu bukan cuma satu atau dua orang, tapi bisa sampai puluhan orang.
Para pengecer itu juga enggak segan-segan menjual Pertalite dengan harga Rp 10.000 per liter.
Padahal, harga resmi BBM jenis ini di SPBU adalah seharga Rp 7.650 per liter saja.
Artinya para pengencer mendapat untung sekitar Rp 2.350 per liter dari penjualan Pertalite eceran tersebut.
Kondisi tak biasa tersebut jelas dikeluhkan oleh warga yang ada di Bener Meriah.
Salah satu warga Bener Meriah, Yudo Gayo, menceritakan kalau dirinya dibuat kesulitan mendapatkan Pertalite di sejumlah SPBU yang ada di Bener Meriah.
"Malahan, para pengendara lebih mudah mencapatkan Pertalite eceran di pengecer ketimbang di SPBU resmi," jelasnya, dikutip dari Serambinews.com, Senin (04/04/2022).
Baca Juga: Tak Mau Ketinggalan dari SPBU, Pertamax Eceran di Solo Juga Naik Jadi Rp 14 Ribu
Ia melanjutkan, kelangkaan Pertalite sebetulnya sudah kerap terjadi di Bener Meriah sejak BBM jenis Premium tidak dijual lagi.
Tapi saat harga Pertamax naik, para pelanggan jadi semakin mengeluhkan kondisi ini.
"Masyarakat seperti dipaksa untuk membeli Pertamax di SPBU karena di setiap lokasi selalu dilayani dengan perkataan 'Pertalite kosong', namun anehnya kenapa di pengecer selalu ada?" keluh Yudo.
Yudo juga mempertanyakan dari mana para pengecer bisa mendapatkan BBM jenis Pertalite setiap harinya.
Bahkan, ia sampai menduga kalau ada permainan antara para pengecer dengan penglola SPBU.
"Ini perlu diinvestigasi oleh Pertamina agar kelangkaan Pertalite tidak terulang lagi di Bener Meriah," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Aneh! Pertalite Sulit Didapat di SPBU Bener Meriah, Malah Melimpah di Eceran, Begini Keluhan Warga.
Editor | : | Dida Argadea |
Sumber | : | Serambinews.com |
KOMENTAR