GridOto.com - Banyak mekanik yang menghimbau pemilik motor tidak menerapkan open filter pada motor harian.
Open filter yang bisa diartikan melepas filter udara atau menggunakan filter udara tanpa box ini sudah sering diterapkan sejak era motor karburator.
Penggunaan open filter ini diterapkan karena tanpa filter udara bawaan pabrik yang menggunakan box maka aliran udara yang masuk ke ruang bakar bisa lebih banyak dan lebih cepat.
"Memang betul open filter ini sangat cocok untuk mendongkrak tenaga, tapi itu kalau di motor kompetisi atau motor balap," ujar Ricard Riesmala mekanik dari A2 Speed yang ada di Joglo, Jakarta Barat.
Baca Juga: Awas, Kebiasan Sepele Ini Bisa Bikin Kruk As Motor Matic Jebol
"Sejak era motor karburator sampai sekarang injeksi teknik ini masih banyak diterapkan. Salahnya, banyak orang yang minta open filter di motor harian," tambahnya.
Padahal menurut Ricard yang memang spesialis bikin motor balap, open filter di motor harian tentu banyak efek negatifnya.
"Tentu yang pertama kalau musim hujan jadi rawan masuk air ke ruang bakar, ini jelas bahaya. Makanya kami tidak pernah sarankan open filter di motor harian," lanjutnya lagi.
"Selain itu pemilik harus sering bongkar dan bersihkan karburator atau Throttle Body (TB) karena jadi mudah kotor. Kalau di motor balap kan tiap selesai event dibongkar, kalau motor harian tiap minggu dibongkar kan jadi repot," ujarnya.
Baca Juga: Ini Alasan Wajib Ganti Oli Sehabis Gurah Ruang Bakar di Mesin Motor
"Intinya kotoran jadi rawan masuk ke ruang bakar dan bikin kerak karbon nantinya menumpuk kalau malas dibersihkan, efeknya power juga bisa jadi drop," tegasnya.
"Jadi kalau pakai motor harian tidak perlu aneh-aneh, cukup pakai filter udara racing yang tetap menggunakan box kalau memang tenaganya mau lebih meningkat," tutupnya.
Meskipun terbukti bisa meningkatkan tenaga, mekanik tidak menyarankannya di motor harian karena risiko dan perawatannya yang lebih merepotkan.
Jadi, sebaiknya memang tidak terapkan open filter pada motor yang dipakai harian.
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR