GridOto.com - Toyota All New Veloz mencatatkan retail sales atau penjualan dari dealer ke konsumen sebanyak 3.163 unit sepanjang Januari 2022 lalu.
Dari jumlah tersebut, All New Veloz tipe tertinggi yakni Q CVT TSS mendominasi penjualan dengan kontribusi 35 persen.
Kemudian disusul tipe Q CVT yang juga berkontribusi sekitar 35 persen, dan MT 29 persen.
Sementara jika melihat data penjualan retail All New Veloz sejak diluncurkan pada awal November 2021 hingga Januari 2022, tipe Q CVT TSS mendominasi sekitar 39 persen dengan catatan angka penjualan lebih dari 4.300 unit.
Anton Jimmi Suwandy, Direktur Marketing TAM mengatakan, bahwa hal itu disebabkan karena karakter pembeli Veloz tidak hanya mementingkan tampilan atau desain yang lebih stylish, tapi juga fitur canggih, termasuk teknologi Toyota Safety Sense (TSS).
"Selain itu, pembeli Veloz kebanyakan datang dari additional atau upgrade dan lebih condong ke aspek emosional lebih dari sekadar fungsi dari kendaraannya," kata Anton kepada GridOto.com belum lama ini.
Namun demikian, Anton tidak memungkiri ke depan komposisi data penjualan tersebut dapat berubah.
"Ini masih cukup terlalu awal ya, karena ini baru berjalan tiga bulan jadi masih mungkin berubah komposisinya, ke depan kami akan pantau terus dinamikanya," paparnya.
Sebagai informasi, All New Veloz saat ini dijual mulai Rp 278,7 juta untuk tipe MT, kemudian Rp 301,6 juta tipe Q CVT, dan Rp 323,5 juta tipe Q CVT TSS.
Baca Juga: Peminat Toyota Veloz Baru Masuk Sini, Biar Tahu Plus-Minusnya
Adapun secara keseluruhan merek dengan logo tiga oval tersebut mencatatkan angka penjualan retail sebanyak 22.906 unit pada Januari 2022 lalu.
Jika dibandingkan Desember 2021 yang berhasil membukukan angka penjualan retail sebesar 34.240 unit, terjadi penurunan kurang lebih sebesar 33,1 persen.
Anton menambahkan, penurunan angka penjualan pada awal tahun memang sudah jadi hal yang umum.
Ditambah masih simpang siurnya kebijakan pemerintah untuk memperpanjang insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) mobil baru, buat konsumen memilih untuk menahan pembelian awal tahun ini.
"Jika dibandingkan dengan Desember yang biasanya memang permintaan rata-rata cukup tinggi, relatif mirip dengan tahun-tahun sebelumnya selalu ada penurunan," ucapnya.
"Memang mungkin ada dampak dari wait and see program pemerintah juga, untuk lihat secara detailnya mungkin harus tunggu bulan Februari ini ya, lihat apakah ada perubahan atau tidak," pungkas Anton.
Editor | : | Fendi |
KOMENTAR