GridOto.com - Pelanggaran lalu lintas melawan arah ketika berkendara seolah sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat Indonesia.
Meski meresahkan, perilaku tersebut sering kita jumpai di beberapa ruas jalan Ibu Kota DKI Jakarta.
Menurut Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consultant (JDDC), perilaku melawan arah bukan sekadar kebiasaan, melainkan sudah menjadi sebuah budaya.
"Kondisi tersebut sepertinya sudah mengakar dan menjadi budaya tersendiri," ujar Jusri Pulubuhu beberapa waktu lalu.
Ia menambahkan, setiap hari pelanggar lalu lintas lawan arah bisa kita jumpai di hari kerja.
Menurutnya penyebab kebiasaan ini bisa jadi karena adanya pembiaran.
Untuk itu Jusri menjelaskan kalau menangani persoalan ini bukanlah hal yang mudah.
"Selain diperlukan sinergi dari dinas terkait yang ada di bawah Pemprov, perlu dilakukan upaya kolaborasi dengan instansi lain untuk membentuk suatu sosialisasi yang berkelanjutan mengenai perilaku tersebut," tutur Jusri.
Sosialisasi yang dimaksud tidak hanya seputar sanksi pelanggaran lalu lintas.
Akan tetapi perlu adanya penjelasan mengenai dampak bahaya dari melawan arah, seperti kecelakaan fatal.
Seperti yang kita tahu, korban kecelakaan lalu lintas di Indonesia cukup banyak.
Bahkan menurut Jusri, dampak buruk dari kecelakaan bukan hanya kematian, melainkan juga menyerang sisi perekonomian korban hingga menyebabkan kemiskinan.
"Indonesia itu bukan hanya darurat narkoba, tapi juga kecelakaan lalu lintas yang tiap tahunnya sangat memperihatinkan," jelas Jusri.
Jusri Pulubuhu menyarankan kepada para pengendara untuk tidak melakukan pelanggaran berupa lawan arah yang jelas dapat membahayakan keselamatan.
"Para pengendara tersebut harus sadar bahwa tindakan mereka bukan hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga pengguna jalan lain," tandasnya.
Ingat ya sob, selalu jaga keselamatan saat berkendara dengan tidak melawan arah yang dapat menyebabkan kecelakaan fatal.
| Editor | : | Fendi |
KOMENTAR