GridOto.com - Bisnis penjualan motor bekas di sekitaran Jakarta terpantau membaik dan menunjukkan tren positif pada awal tahun ini, jika dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Bahkan salah satu showroom motor bekas di Depok, Jawa Barat mengaku penjualannya sudah mendekati kondisi normal, seperti sebelum adanya pandemi Covid-19.
"Penjualan Januari 2022 lalu sudah ramai, mungkin sekitar 80 persen normal seperti sebelum pandemi Covid-19. Tapi di awal sampai pertengahan Februari ini masih agak sepi," ujar Nur Kamal, Marketing showroom Sukses Motor Sawangan kepada GridOto.com belum lama ini.
Menurutnya tren positif penjualan motor bekas sudah terasa sejak akhir 2021 lalu, karena banyak konsumen yang mengincar unit dengan promo pembelian.
Hal itu juga yang membuat showroom Sukses Motor Sawangan mampu menjual puluhan unit motor bekas pada Januari 2022 kemarin.
"Kalau di rata-rata showroom kami saat ini bisa jualan 40 unit per bulan, kalau saat awal tahun 2021 terutama pas PPKM, jualan 10 unit saja susah," ungkap Kamal.
Hal senada juga diungkapkan oleh Susanti, Marketing di showroom motkas H. Ebun Motor di Depok, Jawa Barat.
"Di showroom kami, minat pembelian motkas dari konsumen sekarang sudah normal sih seperti sebelum pandemi, selain itu syarat kredit dari leasing juga sudah agak longgar," katanya kepada GridOto.com, Senin (21/2/2022).
Seiring dengan kondisi pasar yang sudah membaik, showroom H. Ebun Motor mampu menjual 30 unit motor bekas selama periode Januari 2022.
Hanya saja pihaknya terkendala dengan sulitnya mendapat unit motor bekas untuk dijual kembali di showroom.
Kondisi ini berlaku untuk unit yang biasa didapat dari balai lelang maupun yang dijual melalui perorangan.
"Hampir semua model termasuk yang terlaris seperti Honda BeAT atau Yamaha Aerox 155 bekas sedang sulit didapat, selain itu harganya juga lagi tinggi, jadi kami sedang usahakan untuk memenuhi tingkat permintaan konsumen," sebutnya.
Meski tren penjualan ke depannya diharapkan terus membaik, kedua pedagang motkas tersebut tetap merasa khawatir dengan penyebaran Covid-19 varian Omicron yang bisa mempengaruhi daya beli konsumen.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
KOMENTAR