GridOto.com - Bukan rahasia lagi jika Yamaha RX-King bekas memiliki harga yang tinggi dan terbilang gelap di pasaran.
Mengingat Yamaha RX-King bekas kini jadi buruan para penghobi motor 2-tak hingga kolektor.
Apalagi untuk unit dengan kondisi istimewa dan full orisinal, harganya bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah di situs jual beli kendaraan.
Nah, kali ini GridOto.com menemukan beberapa unit Yamaha RX-King bekas dengan kondisi terawat yang dijajakan persis di depan warung kopi (Warkop) pinggir jalan.
"Di sini ada empat RX-King milik bos saya, tahunnya ada yang 1997, 2004, 2005, sampai model generasi terakhir dengan lampu depannya bulat keluaran 2007," ujar Didi Sarsidi, penjual dan penghobi Yamaha RX-King kepada GridOto.com di Depok, Jawa Barat Senin (14/2/2022).
Adapun Yamaha RX-King yang dijual Didi ini cukup beragam, mulai dari yang full orisinal hingga restorasi.
Contohnya untuk unit dengan striping merah dan emas tahun 2005, piston mesinnya diklaim belum pernah oversize alias masih OS 0.
Selain itu, empat unit Yamaha RX-King bekas ini dijual dengan kondisi surat-surat lengkap dan pajak hidup.
Karena kondisinya masih terawat, Didi mengaku Yamaha RX-King bekas miliknya sempat beberapa kali ditawar pengendara yang lewat.
Baca Juga: Tak Hanya dari Tampilan, Ini Kode Perbedaan Yamaha RX-King dari 1983 Hingga 2009
Namun karena harga Yamaha RX-King kini sudah terbilang tinggi, banderol yang ditawarkan tersebut dinilai lebih cocok untuk penghobi dan kolektor.
Soal harganya, Yamaha RX-King berwarna hijau lansiran 1997 dipatok Rp 23 juta dan Rp 30 juta untuk yang tahun 2004.
"Kalau yang tahun 2005 warna hitam striping merah dan emas harganya Rp 38 juta, sementara yang merah tahun 2007 harganya Rp 40 juta," jelas Didi.
Sebagai informasi, harga Yamaha RX-King tersebut masih bisa ditawar alias nego sob.
Nah bagaimana sob, tertarik meminang sport naked berjuluk 'Motor Jambret' tersebut?
Didi Sarsidi
Telp: 0895-3201-69423
Alamat: Jalan Raya KSU, depan pool bus Deborah, Sukmajaya, Depok.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
KOMENTAR