GridOto.com - Toyota Harrier generasi kedua bisa menjadi opsi menarik, buat yang ingin memiliki sebuah Sport Utility Vehicle (SUV) dengan rasa premium dan harga relatif terjangkau.
Di pasaran mobil bekas, Toyota Harrier generasi kedua terpantau bisa dipinang dengan harga mulai Rp 120 juta sampai Rp 250 juta tergantung tahun dan kondisi unit.
Menurut Pemilik bengkel JM Autoworkz dan Anugerah Motor, Edwin Agustinus, ada beberapa kelebihan dari mantan SUV premium ini yang membuat unitnya masih sangat layak dibeli.
Salah satunya adalah ruang kabin yang terasa mewah dan nyaman, dengan material kulit dan aksen kayu serta tambahan panoramic roof.
"Kelebihan Harrier generasi kedua bicara premium masih dapat, kemudian mobilnya cukup nyaman. Kedua, fitur sudah canggih dan full elektrik semua seperti jok serta ada panoramic roof," ujar Edwin kepada GridOto.com, Kamis (10/02/2022).
Selain itu, kelebihan Toyota Harier generasi kedua menurut Edwin terletak pada mesin 2AZ-FE 2.400 cc dan 1MZ-FE 3.000 cc yang mudah secara perawatan.
"Bisa dibilang bandel mesinnya," ungkap Edwin lagi.
Adapun kekurangan dari Toyota Harrier ini adalah masalah kaki-kaki, khususnya untuk varian bermesin 3.000 cc yang sudah menggunakan air suspension.
Selain lebih ringkih dari Toyota Harier varian bermesin 2.400 cc, biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan air suspension juga tergolong mahal.
"Untuk yang tipe 3.000 cc AirS (air suspension) itu jauh lebih mahal, ganti sokbreker depan aja bisa Rp 12 jutaan satu set," tutur Edwin.
"Sangat disarankan jangan ambil yang tipe air suspension, karena biaya perawatannya akan membengkak," pungkasnya.
Sekadar informasi, Toyota Harrier generasi kedua yang dipasarkan di Tanah Air sejak 2003 hingga 2013 silam tersedia dengan dua pilihan mesin.
Pertama mesin 2AZ-FE berkapasitas 2.400 cc yang mampu menghasilkan tenaga 161,7 dk pada 5.600 rpm dan torsi sebesar 221 Nm pada 4.000 rpm.
Kedua mesin 1MZ-FE berkapasitas 3.000 cc yang mampu menghasilkan tenaga 218,9 dk pada 4.000 rpm dan torsi sebesar 304 Nm pada 4.000 rpm.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
KOMENTAR