GridOto.com - CEO Dorna Sports selaku pemegang hak siar MotoGP yaitu Carmelo Ezpeleta ikut angkat bicara mengenai kontroversi F1 Abu Dhabi 2021.
Kontroversi disebabkan oleh race director yang memulai kembali balapan, setelah membolehkan sebagian mobil di antara Lewis Hamilton dan Max Verstappen untuk mendahului Safety Car di F1 Abu Dhabi 2021.
Padahal aturan FIA mendikte balapan hanya bisa dimulai setelah semua mobil yang tertinggal satu lap atau lebih diperbolehkan untuk mendahului safety car dan kembali ke urutan posisi yang seharusnya.
Hal tersebut lantas memancing protes dari kubu tim Mercedes dan Lewis Hamilton, yang bahkan sempat mengajukan banding.
Karena memungkinkan Verstappen untuk mengalahkan Hamilton untuk menjadi pemenang F1 Abu Dhabi 2021, sekaligus mengunci gelar Juara Dunia F1 2021.
Menanggapi kontroversi tersebut, Carmelo Ezpeleta mengaku tidak ingin hal tersebut terjadi di MotoGP.
“Kejuaraan dunia F1 tahun lalu berlangsung seru dan diperebutkan hingga akhir, tapi berakhir dengan kontroversi yang tentunya tidak bagus,” ujar Ezepeleta dikutip dari marca.com, Sabtu (30/1/2022).
Ezpeleta pun menyamakan kontroversi tersebut dengan insiden Sepang Clash antara Valentino Rossi dan Marc Marquez pada MotoGP Malaysia 2015 lalu.
Karena meskipun membuat F1 dan MotoGP jadi banyak dibicarakan, hal tersebut membuat keabsahan gelar juara dunia tahun itu dipertanyakan.
Baca Juga: Juara Dunia Reli Sebastien Ogier Bilang Lewis Hamilton Dirampok, Ini Komentar Lengkapnya
Memang, hingga saat ini tidak sedikit yang menyebut bahwa Valentino Rossi ‘dicurangi’ dari titel juara dunia MotoGP 2015 yang akhirnya dimenangkan Jorge Lorenzo.
Pun di kancah F1, banyak yang menyebut bahwa Max Verstappen dan FIA ‘mencuri’ titel Juara Dunia F1 2021 dari Lewis Hamilton.
“Saya ingin menggelar kejuaraan dunia yang, kalau bisa, diperebutkan seketat mungkin hingga akhir,” ujar Ezpeleta.
“Tapi aku tidak mau kalau setelah kejuaraan tersebut ada yang meragukan juaranya, dan yang kalah tidak mau bicara apa-apa lagi,” tutupnya.
Editor | : | Fendi |
KOMENTAR