GridOto.com - Dewasa ini, antara keinginan dan kebutuhan dalam memiliki kendaraan, hanya sebatas ingin namun belum butuh alias lapar mata saat ada uang.
Jika dipaksakan, maka bisa saja cicilan kendaraan yang sedang berjalan mengalami kredit macet.
Menurut Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Suwandi Wiratno, kalau ingin tapi belum butuh dan "isi dompet" juga pas-pasan, lebih baik jangan mengambil kredit kendaraan.
"Soalnya kalau nanti pada saat orang tersebut memaksakan diri akan berimbas kepada jumlah uang yang dikelurkan untuk kebutuhan dalam merawart kendaraan," ujar Suwandi saat diskusi bersama GridOto.com beberapa waktu lalu.
Misal, membeli mobil baru dengan promo DP kecil tapi cicilannya besar, perlu diperhatikan jangan sampai jumlah cicilan melampaui 30 persen dari pendapatan tiap bulannya, apalagi kalau dipaksakan sampai mendekati 50 persen.
Padahal kalau bicara soal kendaraan itu tidak hanya murni pada saat membeli kendaraan seperti bayar DP dan cicilan.
Pada waktunya nanti berjalan akan ada perawatan kendaraan seperti ganti oli, harus beli ban, belum bensin, dan biayannya pun tidak murah.
"Itu harus menjadi perhitungan daripada membeli kendaraan tersebut, jadi kalau memang pas-pasan atau sudah mepet kondisi keuangan lebih baik jangan, ditahan dulu keinginannya," katanya.
Untuk itu, Suwandi pun menyarankan untuk memperbesar uang muka, jadi cicilan bisa lebih kecil.
"Nabung dulu, karena kalau semakin besar jumlah uang mukanya maka otomatis jumlah cicilan akan menjadi lebih kecil, nah pada saat itu akan lebih leluasa di dalam membayar cicilannya," jelasnya.
Baca Juga: Promo Kredit Toyota Raize di Akhir Tahun, Tawarkan Tenor 72 Bulan, Angsuran Mulai Rp 2,8 Jutaan
Itu berarti kita masih memiliki tabungan lebih untuk bagaimana nanti merawat kendaraan tersebut, ingat sob kendaraan juga harus dirawat.
Namun sebagai catatan, lembaga pembiayaan atau leasing tidak akan mengukur biaya perawatan kendaraan yang ada di luar dari batas maksimal 30 persen pendapatan, yang bisa dikeluarkan untuk membayar cicilan kendaraan.
Artinya harus melihat kemampuan dan mengukur dirinya sendiri sudah pantas atau belum membeli kendaraan yang harganya tinggi, kendaraan yang lebih murah, atau bahkan yang bekas dulu.
"Orang itu pasti memulai sesuatu yang sesuai dengan kemampuannya, pada akhirnya jika memang orang tersebut sukses pasti bisa beli kendaraan apa saja, jangan baru awal merintis sudah masuk ke dalam suatu kesulitan sendiri, nanti sulit bayar dan masuk ke kredit macet," tukas Suwandi.
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
KOMENTAR