GridOto.com - Di segmen MPV sekarang Mitsubishi mengandalkan Xpander sebagai wakil yang terbukti cukup mumpuni di kelasnya.
Jauh sebelum Xpander lahir, Mitsubishi juga punya MPV lain yakni Mitsubishi Kuda yang hadir di era awal tahun 2000.
Kali ini GridOto ingin mengajak sobat nostalgia sama keluarga Mitsubishi Kuda, khususnya seri Grandia yang lahir pada 2002.
Dibanding Toyota Kijang, Isuzu Panther dan Chevrolet Tavera, Grandia ini punya fitur yang melampaui para pesaingnya itu.
Terkesan, sangat memikirkan apa yang dibutuhkan pemakai.
Misalnya saat membuka pintu, lampu indikator akan menyala di bawah panel instrumennya.
Pada Grandia matik 2.000 cc, pengemudi cukup melongok instrumen dasbor untuk mengetahui posisi gigi.
Mungkin perlu menambah harga jual untuk memasang peranti tersebut pada Kijang atau Panther.
Selain itu Grandia dilengkapi power mode untuk memperpanjang tarikannya.
Dengan power mode posisi on, perpindahan gigi dilakukan 200 rpm lebih tinggi dibanding saat off.
Contohnya, ketika tombol power mode di off, pergeseran dari gigi 1 ke 2 terjadi pada 3.000 rpm.
Nah, saat on maka putaran mesin bisa mencapai 3.200 rpm ketika gigi berpindah.
Fasilitas lain yang tak dipunyai kompetitornya yakni kursi depan dilengkapi seat adjuster, jok pengemudi bisa naik turun.
Lantas ada child protector.
Anak-anak jadi enggak bisa membuka pintu saat mobil berjalan.
Sementara jok baris paling belakang, dilengkapi pengunci, dan trimming quality-nya juga oke.
Sektor pendinginan kabin, ada tombol fresh air intake, sehinnga udara dari luar bisa diisap dan didinginkan.
Di eksterior, high mounted stoplamp menjadi perlengkapan standar.
Pada Kijang dan Panther item terakhir merupakan peranti opsional.
Baca Juga: Otojadul: Mengenang Sanex QJ100T, Skutik Jadul dari Tiongkok dengan Setang Hampir-Davidson
Walaupun relatif, interior Kuda jauh lebih mewah dari kabin pesaing.
Kualitas pengerjaannya rapi, layaknya sedan.
Sedangkan lampu depan mengadopsi dual reflector, sementara Kijang atau Panther hanya punya satu.
"Mobil memang kami buat sebagai passenger car," terang Ir. Waskiting Pribadi, yang kala itu menjabat manager business planning dept. KTB.
Hanya saja, Kuda masih memakai bodi lama.
Jadi, meski jumlah tempat duduk sama-sama untuk delapan orang, namun kabin terasa lebih sempit dari pesaing.
Terutama untuk penumpang paling belakang.
Untuk ini, Kijang dan Panther lebih unggul.
Padahal secara dimensi Kuda lebih lebar 4 cm dari Kijang.
Tetapi panjang keseluruhannya, terpaut 8,5 cm.
Pengaruhnya terhadap kelegaan ruang lutut penumpang belakang.
"Kami sudah berupaya memberikan yang terbaik," ungkap Waskiting.
Lantas, apa yang diharapkan dari membeli Mitsubishi?
Salah satu yang mencolok dari Kuda Grandia ini adalah performa mesinnya.
Pada Kuda, mesin menggunakan punya Galant VR, sehingga performanya tak usah diragukan lagi.
Sedangkan Kijang atau Panther, telah familier lebih dulu.
Punya Kijang berarti membeli reputasi sebagai mobil yang sudah diterima publik selama puluhan tahun
Nilai jual kembalinya tetap tinggi.
Begitu pula Panther, yang terkenal sebagai raja diesel membuat konsumen enggak ragu memilihnya.
Dari segi perbandingan bobot dan tenaga, Kijang Krista bensin, tiap 1 dk membopong beban 14,95 kg.
Baca Juga: Otojadul: Cerita Kelahiran Lamborghini Countach, Mbahnya Aventador
Sementara Grandia, per 1 dk menopang 13,20 kg.
Dengan perbandingan gigi sama, Kuda bisa melesat lebih cepat.
Tenaga Grandia unggul 8 dk dibanding Panther yang hanya 78 dk.
Terakhir soal harga.
Kijang Krista matik 2.0 di tahun 2002 dilepas Rp 193,9 juta, sedangkan Grandia Rp 180 juta.
Grandia diesel manual dibanderol Rp 164,5 juta.
Beda tipis dari Panther yang dilego Rp 160 juta.
Sobat GridOto ada yang punya Kuda Grandia di rumah?
Editor | : | Dida Argadea |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR