GridOto.com - Kali ini kami akan bahas salah satu motor tersohor di era 1990-an yang enggak main-main.
Ia adalah Honda CBR1100XX Super Blackbird, yang dirilis tahun 1996.
Motor ini gokil sih, ia dibekali mesin empat silinder segaris berkapasitas 1.137 cc, dan jadi motor produksi massal terkencang di zamannya.
Ia bahkan mampu menandingi keperkasaan Kawasaki yang sebelumnya memegang rekor motor terkencang dengan Kawasaki Ninja ZX-11.
Pokoknya motor ini lahir seperti tanpa cacat, sempurna deh.
Bukan melebih-lebihkan, tapi itu memang benar adanya, apalagi ia juga didukung sasis twin spar alumunium, dengan built quality tinggi, hingga kenyamanan yang amat diperhitungkan.
Oh iya, CBR1100XX Blackbird ini juga menjadi motor Honda dengan label CBR dengan kubikasi tertinggi sampai saat ini lho.
Kalau bicara motor produksi massal terkencang di era 1990-an, kenapa bukan Suzuki Hayabusa?
Baca Juga: Honda Super Blackbird Bangkit Kembali, Tenaga Tembus 220 Dk...
Justru Honda CBR1100XX Blackbird inilah yang akhirnya membangunkan Suzuki, yang kemudian menelurkan Suzuki GSX1300R Hayabusa sebagai pesaingnya.
Nah, di era inilah keduanya saling bersaing untuk masalah kecepatan.
Tapi segala persaingan itu akhirnya malah membuat para petinggi pabrikan risau.
Ya bukannya gimana, bikin motor kencang demi gengsi kan bukan hal yang murah juga.
Lagian mau sampai kapan sih kita mau saingan kecepatan yang kalau diturutin juga enggak bakal ada habisnya? Mungkin begitu ya isi pikiran para bos saat itu.
Hingga akhirnya mereka membuat jalan keluar dengan menerbitkan Gentleman's Agreement antar petinggi pabrikan.
Isi perjanjian itu adalah bahwa mereka sepakat untuk menghentikan pertarungan dalam membuat motor yang cuma untuk mendapat pengakuan mana yang paling kencang.
Makanya mulai tahun 2000, di tonggak era milenium, para produsen setuju untuk membatasi kecepatan motor produksi masal di kecepatan 186 mil/jam atau setara 300 km/jam.
Hingga sekarang pun para produsen yang hadir dalam perjanjian tak resmi itu masih mematuhi Gentleman's Agreement.
Editor | : | Dida Argadea |
Sumber | : | topspeed.com |
KOMENTAR