GridOto.com - Membawa motor atau mobil mogok didorong pakai kaki alias 'nyetut' mungkin sudah jadi hal yang umum.
Bahkan nyetut sudah jadi kebiasaan sejumlah anak bengkel maupun komunitas saat motor rekannya mogok.
Namun bagaimana jadinya kalau nyetut mobil, sobat GridOto sudah pernah lihat secara langsung belum?
Belum lama ini, aksi seorang pria yang nyetut angkot berwarna biru ramai dibicarakan warganet Tanah Air.
Video unggahan Instagram GridOto.com yang memperlihatkan pria nyetut angkot pun dibanjiri komentar warganet.
Tampak dalam video, pria berkaus hitam berdiri di belakang angkot yang sedang mogok.
Dengan santainya, pria tersebut menggunakan kaki sebagai tumpuan dengan angkot yang berada di belakang.
Yang lucu, jika yang sering terjadi adalah penyetut berada di kendaraan di belakang dan posisi yang mogok di depan, pria ini justru sebaliknya berada di angkot yang mogok.
Itu berarti kaki pria ini harus kuat menahan saluran tenaga dari angkot yang mendorong, jelas sangat berisiko.
"Bukan kaleng-kaleng. Rem mendadak, kelar tuh yang nyetut," tulis @heru_s.a_ dalam kolom komentar.
Yups, memang hal itu bisa membahayakan keselamatan si pria yang nyetut sob.
View this post on Instagram
Baca Juga: Gak Pake Kaki, Nissan Serena Nyetut Toyota Innova Yang Mogok di Jalan
Yang pasti jangan ditiru ya, lebih baik menggunakan towing agar aman.
Stut sering dilakukan pemotor karena dinilai mudah dan sederhana, padahal tindakan ini memiliki risiko kecelakaan yang tinggi.
Sony Susmana selaku Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) mengatakan, menyetut motor adalah bentuk kepedulian yang caranya salah.
"Nah ini yang salah. Dengan alasan lebih gampang, simple, atau jaraknya cuma dekat. Padahal dari sisi keselamatan bisa sangat berbahaya dan risiko kecelakaannya nuga tinggi," kata Sony saat dihubungi GridOto.com, Senin (20/4/2020).
Awalnya memang niat pemotor untuk mendorong motor ini baik, tapi bisa berujung cidera bahkan mengancam keselamatan nyawa.
Sony mengungkapkan, tindakan bantuan untuk menolong pemotor (atau dalam kasus angkot ini) yang benar, seharusnya dengan cara menarik menggunakan tali.
"Tindakan yang benar itu menarik dengan tali tambang atau tali derek, bukannya mendorong pakai kaki. Karena ketika menarik, motor (kendaraan) di depan memiliki kontrol kecepatan dan kondisi jalan di depannya, jadi lebih aman," jelasnya.
Alasan kedua, dengan cara menarik, kaki semua pengendara berada di footstep atau dek, sehingga motor tidak mudah hilang keseimbangan.
"Berbeda saat menyetut, posisi kaki pengendara saat mendorong motor tidak semua di footstep. Artinya motor rawan hilang keseimbangan," terang Sony.
Dengan cara menarik motor dengan tali, posisi motor juga lebih aman karena berjalan sejajar ke belakang.
"Dengan posisi kedua motor berjalan sejajar, lebih aman dibanding menyetut yang membuat posisi dua motor hampir sejajar ke samping dan makan space jalan, serta menyebabkan lalu lintas tersendat," ucapnya.
Menurut Sony, selain bikin macet, belum lagi faktor human error yang juga bisa menyebabkan kecelakaan.
"Ketika motor yang didorong tiba-tiba ngerem mendadak atau ada jalan berlubang, kaki pengendara yang mendorong tidak siap, bisa-bisa kecelakaan dan berakibat cidera," terang Sony.
Ia menambahkan, jangan pernah menganggap remeh aktivitas seperti mendorong motor dengan kaki, sebab kaki pengendara bukan dirancang untuk melakukan hal semacam ini.
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
Sumber | : | Instagram.com/gridoto |
KOMENTAR