GridOto.com - Elektrifikasi kendaraan yang ditargetkan mencapai 20 persen pada 2025 mendatang, dicanangkan pemerintah demi meminimalisi emisi gas rumah kaca sehingga bisa mengurangi jejak karbon dan menghemat lapisan ozon di Indonesia.
Namun sumber energi dari kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV), salah satunya masih dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbasis batu bara yang tidak ramah lingkungan.
Lantas, apakah penggunaan kendaraan listrik masih kurang ramah lingkungan jika sumber energi dari batu bara masih tetap diproduksi?
Executive Vice President Pemasaran dan Pengembangan Produk PT PLN (Persero), Hikmat Drajat, tak menampik jika energi listrik yang dihasilkan di dalam negeri masih didominasi PLTU sebesar 60 persen.
"Ini karena pembangunan pembangkit listrik tidak bisa sebentar atau butuh waktu paling tidak dua sampai tiga tahun. Sedangkan dari waktu tersebut, pembangkit listrik yang dibangun kebanyakan PLTU," ujar Hikmat dalam sebuah seminar di ajang Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2021, Kamis (25/11/2021) lalu.
Sebagai langkah untuk mengurangi emisi, PLN hingga kini sudah mendirikan pembangkit listrik dengan energi lain yang terbarukan dan lebih ramah lingkungan.
"Kami sudah membangun pembangkit energi terbarukan, salah satunya PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) yang bersumber dari gunung," kata Hikmat.
Sementara menurutnya, pembangunan PLTU di Indonesia sudah dihentikan oleh pemerintah.
Baca Juga: Kemenperin Berharap Emisi Gas Buang Turun 1,4 Juta Ton pada 2030
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
KOMENTAR