GridOto.com - Dibatalkannya Asia Talent Cup (ATC) 2021 di Sirkuit Mandalika secara mendadak memang bikin penonton lokal kecewa.
Balapan pertama ATC 2021 di Mandalika seharusnya digelar pada Minggu (14/11/2021) pukul 12.00 dan disusul oleh balapan kedua pada pukul 14.00 waktu setempat.
Tapi, kedua balap tersebut tidak kunjung digelar hingga akhirnya muncul konfirmasi 'penjadwalan ulang' yang dikeluarkan oleh pihak Dorna Sports.
Menurut berbagai sumber yang berada di lokasi sirkuit Mandalika yang tidak ingin disebutkan namanya, pembatalan ditengarai akibat kekurangan jumlah marshal.
Hal tersebut pun membuat FIM dan Dorna Sports memutuskan untuk meniadakan seluruh kegiatan balap hari ini, dan merapel kedua balapan tersebut dengan ATC 2021 seri berikutnya.
Warga yang sudah antre sejak pagi hari di Sirkuit Pertamina Mandalika hanya bisa gigit jari.
Alhasil masyarakat yang memenuhi tribun bagian barat sirkuit pulang dengan penuh kekecewaan.
Seperti pria bernama Ezy, asal Lombok Tengah mengaku sangat kekecewa.
Dia sangat kecewa karena sejak pukul 11.00 Wita, dia sudah datang antre dan menunggu untuk menonton balapan. Tapi hingga pukul 16.00 Wita, balapan yang ditunggu-tunggu tidak ada.
Warga pun harus pulang dengan rasa kecewa. Karena sejak pagi dia sudah membayangkan bisa menonton balapan secara langsung.
"Kami selaku warga lokal sangat kecewa," tegas Ezy.
Ezy sudah mengikuti semua prosedur pemeriksaan kesehatan dan keamanan.
Mentaati protokol kesehatan, hingga ketentuan tidak membawa makanan.
Selama berjam-jam menunggu dia tidak tahu harus membeli makanan dimana. Sehingga mereka dalam kondisi lapar menunggu balapan.
"Dibatalkan tanpa ada komunikasi, kita tidak tahu alasannya. Masyarakat tidak ada yang tahu mau beli makanan dimana, mau beli nasi di mana?" katanya.
Jika memang dibatalkan, harusnya ada informasi lebih awal sehingga mereka tidak terlalu kecewa.
"Menurut saya ini momen kebahagiaan masyarakat lokal yang dimana ini kan gratis," lanjutnya.
Dia berharap kejadian seperti itu tidak terjadi lagi. Apalagi masyarakat dari berbagai daerah datang karena antusias ingin menonton.
Baca Juga: Bedah Harga Outfit Jokowi Saat Jajal Sirkuit Mandalika, Total Hanya Rp 3 jutaan, Begini Rinciannya
Amri, salah seorang warga dari Kota Mataram juga mengaku sangat menyesalkan kejadian tersebut.
"Yang kita sesalkan kita masuk ke mari tidak gampang pak, kita harus pakai antigen, kedua kita harus punya aplikasi peduli lindungi. Sudah gitu kita ngantri untuk masuk ke mari. Setelah masuk ke mari dibatalkan tanpa pemberitahuan apa pun," sesalnya.
"Tahu gini kita tidak usah kemari," katanya.
Menurutnya ATC merupkan event internasional. Harusnya dikerjakan secara lebih profesional.
Semua dipersiapkan secara matang dari hal yang kecil sampai yang besar.
Sebab event tersebut menyangkut nama baik Indonesia di mata dunia.
"Apa karena gratis dia dibatalkan seperti itu. Bikin sesuatu yang profesional, apa pun itu," tandas Amri.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Panitia Daerah WSBK dan MotoGP Pemprov NTB Ahmad Nur Aulia menjelaskan, masyarakat memang sangat antusias menonton balap ATC.
Tapi masyarakat harus memaklumi, sebuah balapan dilaksanakan dengan pertimbangan keamanan dan keselamatan.
"Informasi yang kami dapatkan dari penyelenggara, race dibatalkan karena pertimbangan keamanan dan keselamatan para pembalap," katanya.
Secara teknis pihaknya tidak punya wewenang untuk menjawab.
Dia bisa memaklumi kekecewaan warga dengan batalnya balapan tersebut.
Di sisi lain dia bersyukur warga tidak melupakan kekecewaan dengan merusak fasilitas yang ada.
Warga pulang dengan tertib dan tidak meninggalkan sampah.
"Kekecewaan pasti ada tapi kita juga harus terbiasa setiap race, saat dibatalkan penyelenggara kita harus bisa menerima," katanya.
Atas insiden tersebut para pembalap dan kru kemudian menyapa para penonton di tribun.
Mereka melambaikan tangan dan minta maaf karena tidak bisa balap hari ini.
Artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul Balapan Asia Talent Cup Mandalika Ditunda, Penonton Kecewa
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
Sumber | : | Tribun Lombok |
KOMENTAR