GridOto.com - Julian Karfili atau akrab disapa Arfi, memang bukan sosok yang asing di PT Honda Prospect Motor (HPM) khususnya bagi awak media.
Sebab Arfi yang menjabat sebagai Public Relation & Digital Manager HPM,bertugas melayani hal-hal yang berkaitan dengan komunikasi dan penyiaran informasi kepada media.
Selain itu, ia juga mengurusi strategi digital HPM semisal iklan atau aktivitas digital yang ditampilkan di website hingga media sosial resmi dari pabrikan asal Jepang tersebut.
Hal ini ia geluti sejak bergabung bersama HPM sejak 2005 atau 16 tahun silam.
Dengan latar belakang pendidikan Arfi di bidang jurnalistik, dirasa sangat terhubung dengan karirnya di HPM.
"Pendidikan saya dalam bidang komunikasi dan jurnalistik, membantu saya dalam pekerjaan seperti membuat press release atau konferensi pers dalam format jurnalistik di website atau platform digital HPM," ujarnya saat dihubungi GridOto.com, Jumat (1/10/2021).
Selain itu menurut Arfi, digitalisasi sangat vital dalam bidang otomotif khususnya bagi HPM di masa pandemi.
"Pandemi dan kondisi normal baru membatasi aktivitas fisik secara langsung, di situ kami berusaha tetap mendekatkan diri dengan konsumen melalui aktivitas digital yang salah satunya event digital," katanya.
Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Sosok Yusak Billy, Bos Honda Penghobi Tenis yang Senang Tantangan
Baca Juga: Figur - Ayong Jeo, Dari Teknisi Tape Mobil hingga Jadi Ketua GATOMI yang Sukses Kembangkan Kramat Motor Selama 30 Tahun Lebih
Dari sudut pandangnya, ia menilai kalau kondisi pandemi dapat mempercepat kemajuan di bidang digital bagi HPM.
"Pandemi ini membuat strategi yang kami rancang di awal itu perlu disesuaikan dengan kondisi yang datang mendadak. Intinya harus cepat beradaptasi," kata Arfi.
Arfi melihat ada pergeseran perilaku konsumen ke arah digital karena perkembangan teknologi dan kepopuleran media sosial untuk mencari informasi ataupun berkomunikasi.
"Jadi pandemi ini buat kami seperti mengakselerasi atau mempercepat digitalalisasi yang sudah kami buat sebelumnya," sambungnya.
Karena faktor tersebut, percepatan transformasi digital menjadi tantangan HPM untuk terus mengakomodasi dan mengadopsi kebutuhan konsumen.
Arfi juga menyebut, akselerasi transformasi digital ini turut membuat HPM melakukan berbagai inovasi.
"Inovasi itu mulai dari aset digital kami yang pertama yaitu website. Sejak pandemi, website berubah dengan memberikan informasi secara dua arah, jadi bukan lagi kami menyebarkan informasi produk, harga dan sebagainya. Tapi juga menangkap kebutuhan konsumen yang ingin mengontak Honda dan dealer," jelasnya.
Karena itu, menurutnya website dan media sosial dalam industri otomotif sudah seperti pengganti dealer dalam dunia digital.
"Jadi mereka bisa mendapatkan konten, mengetahui produk yang diperlukan, dan melakukan pemesanan lewat website yang terhubung dari berbagai media sosial kami dengan mudah. Jadi website ini sebagai penghubung kami dengan konsumen dan dealer," lanjut Arfi.
Baca Juga: Figur - Hartawan ‘Hauwke’ Setjodiningrat, Doyan Meracuni Anak Muda Demi Melestarikan Mobil Kuno di Indonesia
Pria yang hobi membaca buku sastra Indonesia ini menilai, konsumen kini makin pintar dengan produk yang sudah ia ketahui lewat platform digital.
"Sebelum dan saat pandemi, konsumen sudah terlihat mengetahui bahkan menguasai informasi produk dengan risetnya di website atau media sosial. Jadi mereka sudah tahu spek hingga fitur dari kendaraan yang akan mereka pesan atau coba di dealer," terang Arfi.
Kedepannya ia mengatakan, strategi digital HPM akan terus menghubungkan potensi konsumen sampai ke level penjualan.
"Saat ini transaksi pembelian dan melihat mobil secara langsung memang masih di dealer sebagai tahap akhir pembelian, tapi ke depannya sedikit demi sedikit akan dilakukan full online dengan melihat proses adaptasi perubahan perilaku konsumen," terang Arfi yang menggemari musik Jazz dan Alternative Rock 90an tersebut.
Ia menambahkan, komunikasi sangat vital dalam membangun brand maupun produk yang dipasarkan HPM.
"Memasarkan mobil perlu komunikasi yang baik karena mobil tidak hanya berhubungan dengan sisi teknis tapi juga dengan image yang ingin dibangun. Nah saya menilai, seni komunikasi dapat membangun hal ini seiring perkembangan media yang mengikuti perilaku konsumen, dari media konvensional hingga digital, dari offline ke online," sebut Arfi.
"Hal Itulah yang saya nikmati dari pekerjaan saya dari 2005 sampai sekarang," tutupnya.
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
KOMENTAR