GridOto.com - Yamaha Mio jelas bukan skuter matik (skutik) yang asing karena cukup sukses di masanya, mulai dari Mio Sporty hingga Mio Smile pada 2003 hingga 2013.
Namun belakangan ini, terjadi tren restorasi demi mengembalikan kondisi Yamaha Mio lawas tersebut agar tampak segar kembali seperti baru keluar pabrik.
Tren ini juga membuat sebagian unit dengan kondisi istimewa dibanderol dengan harga yang terbilang tinggi.
Salah satu contohnya, terjadi pada Mio Smile dari Zack Motor yang mampu terjual hingga Rp 20 juta beberapa waktu lalu.
"Mio Smile ini tahun 2008, kondisi istimewa karena dibangun ulang dengan berbagai part yang semuanya baru. Mulai dari dalaman mesin, blok, head, CVT, dan bodinya dengan part original," ujar Ahmad Muzaki, Owner showroom motor hobi Zack Motor saat dihubungi GridOto.com, Jumat (1/10/2021).
"Selain itu angka kilometernya juga baru 4 km," lanjutnya.
Menurut Zaki, Yamaha Mio Smile tersebut juga menggunakan sejumlah part aftermarket untuk meningkatkan tampilannya.
"Selain part original, untuk pelek kami pakai milik Yamaha Nouvo S Malaysia, knalpot dan arm belakang pakai TIS dari Thailand, sok belakang pakai YSS, cakram pakai aftermarket, hingga baut-baut bodinya juga pakai Probolt stainless," sebutnya.
Baca Juga: Yamaha Mio Sporty Tampil Fresh, Restomod Total Berkaki-kaki Roadrace
Baca Juga: Tiga Warna Yamaha Mio Jadul Ini Mulai Langka dan Menjadi Buruan
Zaki menambahkan, Yamaha Mio Smile seharga Rp 20 juta ini terjual ke konsumennya di wilayah Tangerang.
"Dia beli karena tertarik dan cocok saja sama kondisinya, padahal dia enggak terlalu hobi juga sama Mio. Akhirnya unit ini terjual segitu berikut ongkos towing dari Jakarta Timur ke Tangerang," ungkapnya.
Sebagai informasi, Yamaha Mio Smile mengaspal di Tanah Air mulai 2008 hingga 2013.
Untuk dapur pacunya, Mio Smile menggunakan mesin 113,7 cc silinder tunggal dengan pendingin udara.
Berdasarkan pantauan GridOto.com di situs jual beli kendaraan, Yamaha Mio Smile bekas dibanderol mulai Rp 2 juta hingga Rp 20 juta tergantung kondisinya.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
KOMENTAR