GridOto.com - Nama pegiat anti korupsi Indonesia, Emerson Yuntho jadi bahan pembicaraan belakangan ini.
Pasalnya Emerson melayangkan surat terbuka terkait keresahannya dengan ujian Surat Izin Mengemudi (SIM) di SATPAS dan pelayanan SAMSAT kepada Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo dan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo.
Lebih lanjut, nama pembalap F1, Lewis Hamilton dan pembalap MotoGP, Valentino Rossi juga dibawa-bawa dalam keluhannya terkait ujian SIM.
Wah, padahal kedua pembalap ini terbilang hebat dan punya skill yang mumpuni di bidangnya masing-masing.
Tapi kalau diuji untuk bikin SIM di Indonesia, keduanya dinilai bakal kesusahan saat menghadapi ujiannya.
Memang seperti apa sih isi surat terbuka yang dilayangkan Emerson Yuntho, sampai-sampai bawa nama Lewis Hamilton dan Valentino Rossi?
Berdasarkan unggahan akun Twitter pribadinya @emerson_yuntho, ia menuliskan bahwa dirinya merasa resah dengan pelayanan SAMSAT dan SATPAS yang hingga sekarang belum bebas dari praktik pungutan liar (pungli) dan percaloan.
Kedua praktik itu bahkan dinilai terjadi hampir merata di SAMSAT dan SATPAS seluruh Indonesia.
"Sudah banyak keluhan disampaikan warga, baik secara resmi ataupun media sosial. Jikapun keluhan ditindaklanjuti, namun perbaikan hanya semusim, tidak lama pungli dan calo muncul kembali," tulisnya dalam postingan yang diunggah akun Twitter pribadi Emerson Yutho @emerson_yuntho.
Baca Juga: Satu Tim dengan Valentino Rossi, Andrea Dovizioso Pakai Motor Lama di MotoGP San Marino 2021
Baca Juga: Dikritik Karena Cuekin Lewis Hamilton yang Ketiban Mobil di F1 Italia 2021, Ini Dalih Max Verstappen
Tidak hanya di situ saja, ia juga mengeluhkan terkait layanan administrasi SAMSAT yang membuat warga terpaksa melakukan tindakan melanggar hukum, yakni menyuap oknum petugas.
Keluhan masih berlanjut hingga ujian teori Surat Izin Mengemudi (SIM) di SATPAS yang dinilai tidak transparan.
Ditambah ujian praktik pembuatan SIM yang dirasa tidak masuk akal bagi warga Indonesia.
"Dengan model ujian praktik seperti ini, publik percaya Lewis Hamilton akan gagal mendapatkan SIM A dan Valentino Rossi juga tidak mungkin memperoleh SIM C di Indonesia," sebut Emerson.
Akibat dari permasalahan ini, Emerson memaparkan bahwa 3 dari 4 warga Indonesia memperoleh SIM dengan cara yang tidak wajar, baik disengaja ataupun terpaksa.
"Oleh karenanya, kami memainta kepada Presiden RI Joko Widodo untuk membenahi SAMSAT dan SATPAS secara extraordinary dan tidak dengan cara biasa yang telah terbukti gagal. Bapak Presiden bisa perintahkan Menko Polhukam dan Kapolri untuk bereskan masalah itu secara permanen agar tidak terjadi lagi di kemudian hari," pintanya.
Melihat adanya surat terbuka terkait pelayanan SAMSAT dan SATPAS yang belum bebas dari pungli dan calo, sejumlah netizen pun ikut menyuarakan keresahannya.
"Kayaknya di semua Indonesia, banyak parasit yang numpang cari duit di SAMSAT. Enggak kebayang duit yang dikumpulkan dalam setahun," tulis akun Twitter @Wererio.
"Baru akhir tahun lalu (2020) saya bikin SIM ulang karena telat perpanjang. Alhamdulillah SIM C dan A lulus dengan jalur legal, walau SIM C harus mengulang tes praktik sampai 6 kali. Kuncinya sabar aja sih dan emang yang nawarin 'jalur cepat' banyak banget, bahkan baru sampai parkiran saja sudah ada," timpal akun Twitter @ayveen.
"Materi ujiannya, baik teori maupun praktik dinilai tidak wajar. Ujian teori sifatnya menjebak karena gambar dan pertanyaannya tidak sama. Sedangkan nilai ujian praktik ditentukan/dinilai suka-suka ole petugasnya alias tidak ada acuan penilaiannya," akun Twitter @erwinhan1975 pun tak ingin ketinggalan.
Surat Terbuka
Kepada
Presiden Republik Indonesia
Bapak @jokowiPermintaan Membenahi Samsat dan Satpas
Tembusan
— Buya Eson (@emerson_yuntho) September 14, 2021
1. @mohmahfudmd Menko Polhukam
2. Jenderal Polisi Listyo Sigit, Kapolri pic.twitter.com/jbUHiuFSz4
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
Sumber | : | Twitter @emerson_yuntho |
KOMENTAR