GridOto.com - Seperti yang kita tahu, setiap kendaraan bermotor wajib dilengkapi Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) atau pelat nomor.
Selain itu, tiap pelat nomor juga memiliki warna yang berbeda untuk mengetahui fungsi kendaraan.
Hal tersebut ditegaskan dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Dalam peraturan itu dijelaskan, secara umum pengelompokan kendaraan bermotor terbagi menjadi kendaraan perseorangan dan kendaraan umum.
Berdasarkan aturan Perkapolri 5/2012, pelat nomor kendaraan perseorangan memiliki warna dasar hitam dengan tulisan putih.
Sementara kendaraan umum memiliki pelat nomor berwarna dasar kuning dengan tulisan warna hitam.
Selain dua kelompok itu, ada lagi tiga jenis pelat nomor yang dibedakan peruntukannya melalui warna.
Pertama ada warna dasar merah dengan tulisan putih, untuk kendaraan dinas pemerintahan.
Baca Juga: Jangan Pakai Pelat Nomor Model Stiker, Jika Kena Razia Bisa Dipenjara dan Denda Segini
Baca Juga: Bukan Sulap Bukan Sihir, Toyota Kijang Innova Pelat Merah Berubah Jadi Hitam, Begini Videonya
Lalu kedua ada warna dasar putih dengan tulisan hitam, untuk diplomat negara asing.
Terakhir warna dasar hijau dengan tulisan hitam, untuk kendaraan di kawasan perdagangan bebas (free trade zone).
Yups, mungkin ada yang belum tahu kalau di Indonesia ternyata ada pelat nomor warna hijau.
Warna pelat nomor tersebut diatur dalam perpol No 17 Tahun 2021.
Namun kendaraan dengan pelat nomor hijau hanya bisa dijumpai di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB).
Dalam UU No. 37 tahun 2000, ditetapkan Pelabuhan Sabang sebagai pelabuhan bebas dan perdagangan bebas.
Selain Pelabuhan Sabang, ada juga kawasan lain yang ditetapkan sebagai KPBPB.
Kawasan tersebut adalah Batam, Bintan, dan Karimun yang ditetapkan dalam UU No. 44 tahun 2007.
Tapi perlu dicatat, kendaraan jenis ini tidak boleh dioperasikan atau dimutasikan ke wilayah Indonesia lainnya sob.
Lihat postingan ini di Instagram
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | Instagram.com/polantasindonesia |
KOMENTAR