GridOto.com Tips beli motor bekas kali ini membahas penyebab Honda Vario 125 Fi sering mati mendadak.
Masalah motor mati mendadak ini bisa menimpa di motor bekas apa saja, termasuk Honda Vario 125 Fi.
Menurut Iwan Nurhadi dari Iwan Motor yang bengkelnya di Jl. Pegangsaan Raya No.38, Jakarta Utara, masalah motor mati mendadak umumnya diakibatkan oleh kebocoran kompresi.
"Kebocoran kompresi ini biasanya diakibatkan kesalahan dalam melakukan setel klep," tegasnya.
Baca Juga: Ini Alasannya Melubangi Mangkok Kampas Ganda Tidak Boleh Asal
"Jadi biasanya banyak mekanik yang menyetelnya terlalu rapat, padahal setelan klep Vario ini setelan anjuran pabrikannya cukup renggang," lanjutnya.
Iwan sendiri menunjukkan catatan miliknya yang menunjukkan setelan klep Vario dipatok di angka 0,10 mm untuk klep in dan 0,24 mm untuk ex.
Sementara perbandingannya di Honda BeAT setelannya dipatok di angka 0,14 baik untuk klep in dan ex.
"Ini berkaitan dengan kompresi Vario 125 Fi yang memang lebih tinggi dari BeAT Fi, dimana angkanya mencapai 11:1 kalau lebih tinggi biasanya setelan klep akan lebih renggang dari motor yang kompresi lebih rendah," tambahnya.
Baca Juga: Bikin CVT Vespa Vespa Matic Bebas Getar, Biayanya Mulai Segini
"Makanya dalam menyetel klep Vario 125 Fi tidak boleh terlalu rapat, karena nanti pelatuk bisa mendorong klep karena memuai saat kondisi mesin panas sehingga kompresi bocor," wantinya.
"Biasanya masalah ini memang terjadi saat mesin sedang panas, nanti kalau sudah dingin motor bisa menyala normal karena pelatuk ada di posisi normal tapi kejadian akan berulang terus menerus saat suhu kembali tinggi," tegas Iwan.
Baca Juga: Tips Beli Motor Bekas, Ini Ciri Yamaha F1ZR Yang Cocok Buat Restorasi
"Seandainya kalian pengguna Vario 125 atau baru beli bekas dan mengalami hal serupa coba atur jarak main klepnya ke anjuran pabrikan," ungkapnya.
"Sementara penyebab lain jika motor mati mendadak umumnya diakibatkan oleh kerak karbon yang menumpuk, ini kalau pemilik sebelumnya memang malas servis motor," tutupnya.
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR