GridOto.com - Suka hidangan khas Sunda? Saat tahu nama supercar ini pasti langsung kebayang masakannya, atau bisa jadi kangen kampung halaman.
Ternyata ada nih produsen supercar asal Jerman yang namanya Lotec, nah langsung terbayang dengan lotek yang jadi kuliner Sunda ya?
Kalau lotek identik dengan sayuran, nah supercar Lotec ini dijamin bisa 'nyayur' mobil-mobil biasa yang ada di jalanan.
Ngomongin sejarahnya, Lotec adalah perusahaan asal Jerman yang didirikan pada tahun 1962 oleh Kurt Lotterschmid.
Namun baru tahun 1969 Lotec mulai memproduksi mobil untuk balapan saja.
Kemudian sejak tahun 1975 Lotec dikenal punya spesialisasi memodifikasi Porsche.
Selain itu, Lotec juga dikenal sebagai produsen aftermarket untuk Mercedes-Benz khususnya performance part dan komponen aerodinamika.
Lotec baru mulai bikin proyek mobil sendiri dari 0 saat diberi modal oleh raja minyak dari Uni Emirat Arab pada tahun 1990.
Mobil pertama ini diberi nama Lotec C1000 yang selesai pada tahun 1995, menggunakan mesin V8 5.600 cc dari Mercedes-Benz dan tenaga hingga 1.000 dk!
Namun baru tahun 2004 Lotec mulai bikin supercar yang diproduksi massal yang diberi nama Lotec Sirius.
Lotec Sirius dibekali mesin Mercedes-Benz dengan konfigurasi V12 5.987 cc, jeroan mesin ini sama dengan yang digunakan oleh Pagani Zonda.
Dengan jeroan mesin itu, Lotec Sirius mampu menyemburkan tenaga maksimal 1.000 dk dalam kondisi standar, atau 1.200 dk saat sudah dituning ulang.
Keunggulan Lotec Sirius adalah bobotnya yang enteng berkat penggunaan bodi dari serat karbon, cuma 1.280 kg saja Sob!
Makanya Lotec pede banget nih mengklaim kecepatan maksimalnya mencapai 400 Km/jam!
Meski katanya diproduksi massal, hingga saat ini enggak jelas berapa unit Lotec Sirius yang resmi terjual.
Ada yang bilang, hanya dua unit saja Lotec Sirius yang diproduksi dari tahun 2000 hingga saat ini.
Yang jelas memang sih membuat dan menjual supercar macam Lotec Sirius enggak semudah membuat dan menjual lotek.
Jadi lapar enggak sih ngomongin lotek terus?
Lihat postingan ini di Instagram
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
KOMENTAR