GridOto.com - Klakson merupakan salah satu fitur yang wajib ada di kendaraan baik itu mobil maupun motor, yang berfungsi sebagai alat komunikasi saat berada di jalan raya.
Namun sangat disayangkan masih sering ditemui pengendara yang salah dalam menggunakan piranti ini.
Misalnya memencet klakson secara terus menerus dengan tujuan memberitahu kepada pengendara lain yang menghalangi saat bermanuver.
Menanggapi hal tersebut, Sony Susmana selaku Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) mengatakan terlalu sering memencet klakson justru mengganggu pengguna jalan lain dan bisa menyulut emosi.
"Banyak terjadi konflik karena klakson dibunyikan panjang atau diganti suara yang lebih nyaring dan difungsikan tidak pada tempatnya," ujar Sony kepada GridOto.com, Senin (02/08/2021).
Maka dari itu, Sony menjelaskan pengendara perlu mengetahui fungsi dan etika menggunakan klakson selama di jalan raya.
"Klakson adalah alternatif alat komunikasi selain lampu dan holdbrake, klakson digunakan hanya seperlunya dan dengan etika yang benar untuk menghindari miskomunikasi," ucap Sony.
"Jadi etikanya klakson jangan diganti suara yang lebih nyaring atau berdurasi panjang dan tidak pada tempatnya," sambungnya.
Baca Juga: Street Manners: Bahaya Menyalip dari Kiri yang Perlu Kamu Ketahui
Baca Juga: Street Manners: Saldo e-Toll Kurang Bisa Sebabkan Kemacetan, Ini Solusinya
Lebih lanjut, Sony mengimbau sebaiknya gunakan klakson pada waktu yang tepat dan pantas untuk membunyikan.
Seperti pada saat akan memberitahu pengguna jalan lain agar terhindar dari bahaya, menjalankan kendaraan di tempat parkir dan saat membutuhkan pertolongan.
"Hindari membunyikan klakson di tempat ibadah, sekolahan, rumah sakit dan komplek tentara," imbuhnya.
Menurutnya semakin sedikit suara klakson terdengar, maka semakin baik pula etika pengendara.
"Semakin sedikit suara klakson terdengar semakin baik etika berkendara seseorang, artinya si pengemudi sudah bertindak proaktif jaga jarak, jaga kecepatan, mengalah, sopan dan berbagi," pungkasnya.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
KOMENTAR