GridOto.com - Menempatkan tralis besi di kaca depan merupakan suatu hal yang lazim bagi bus lintas Sumatera.
Tralis model jaring-jaring ini biasanya disebut dengan istilah tameng, karena bentuknya seperti pelindung.
Sekilas, penempatan tameng ini membuat bus yang memakainya seperti mobil antihuru-hara.
Ternyata, tameng ini memiliki fungsi penting lo bagi bus lintas Sumatera.
Sebab di beberapa titik, bus lintas Sumatera sering kali menjadi sasaran pelemparan batu.
Yang membuat fenomena ini menyedihkan, menurut Kurnia Lesani Adnan, Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI), motif pelemparan batu ini hanya karena pelaku iseng.
"Di daerah Sumatera ini menurut saya masih banyak orang 'sakit'. Jadi kalau dulu, mungkin di tahun 90-an sampai 2000 awal itu banyak orang yang nimpukin kaca bus dengan motif begal atau perampokan," ucap pria yang akrab disapa Sani ini kepada GridOto.com beberapa waktu lalu.
"Tapi, kalau sekarang-sekarang ini menurut saya bukan lagi masalah kriminal, namun sudah jadi penyakit masyarakat. Karena pelakunya hanya iseng. Beberapa kali bus saya itu ditimpuki oleh anak-anak kecil, kamarin waktu bulan puasa banyak kejadian," lanjutnya.
Pemasangan tameng, menurut Sani cukup efektif untuk melindungi kaca bus agar tidak langsung pecah jika terkena lemparan batu.
Senada dengan Sani, Ketua Umum Bismania Community (BMC), Zaenal Arifin, menyatakan kejadian ini sudah sering terjadi di jalur lintas Sumatera.
"Karena kan dari dulu jalur Sumatera itu terkenal ngeri, jadi tameng itu untuk melindungi dari atlet lempar batu," ucapnya.
Menurut keduanya, meski intensitas pelemparan batu ini mulai berkurang jika diabandingkan beberapa tahun lalu, tetapi praktik kriminal ini masih kerap terjadi.
"Biasanya sopir udah pada tahu (rute yang sering terjadi pelemparan batu), jadi mereka biasanya sudah punya cara untuk menghindarinya," kata Zaenal.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
KOMENTAR