GridOto.com - Jenis bahan bakar kendaraan saat ini terus berkembang, ditandai dengan makin tingginya Research Octane Number (RON) dari bahan bakar tersebut.
Ambil contoh bahan bakar atau BBM yang dijual Pertamina, RON tertinggi adalah Pertamax Racing dengan oktan 100.
Di bawah Pertamax Racing ada Pertamax Turbo dengan oktan 98, lalu Pertamax (92), Pertalite (90) dan Premium (88).
Beragamnya pilihan BBM saat ini membuat banyak orang yang cenderung asal-asalan dalam mengisi bahan bakar kendaraannya.
Banyak yang beranggapan, semakin tinggi nilai oktan pada BBM yang dipakai maka semakin tinggi pula performa mesin kendaraan mereka.
Sehingga, tak jarang pengguna mobil ataupun motor tua yang menggunakan BBM oktan tinggi dengan harapan performa mesinnya jadi lebih baik.
Padahal, menurut Tri Yuswidjajanto Zaenuri, selaku ahli konversi energi dari Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), penggunaan bahan bakar pada kendaraan harus sesuai dengan rekomendasi pabrikan.
Artinya, penggunaan BBM dengan oktan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah justru tidak baik bagi kendaraan.
"Justru itu enggak baik, karena pasti ada sisa-sisa bahan bakar yang enggak terbakar sempurna," ujar pria yang akrab disapa Yus ini ketika ditemui GridOto.com beberapa waktu lalu.
Yus menjelaskan, bahan bakar yang tidak terbakar sempurna itu bisa saja masuk ke komponen mesin dan bercampur dengan oli mesin.
Hal itu tentu saja dapat membahayakan komponen mesin, apalagi jika bahan bakar yang tecampur makin lama makin menumpuk.
"Makanya lebih baik ikuti saja anjuran dari pabrikan. Karena kan mereka lebih tahu setting engine management dari mesin tersebut seperti apa, kompresinya seperti apa, dan lain-lainnya," tutupnya.
Editor | : | Fendi |
KOMENTAR