GridOto.com - Pemerintah Indonesia resmi menerapkan kebijakan Penebalan PPKM, terhitung mulai Selasa (22/6/2021).
Dalam kebijakan ini, pemerintah hanya memperbolehkan kantor beroperasi dengan kapasitas maksimal 25 persen, sedangkan 75 persen sisanya diharuskan work from home (WFH).
Lantas, apakah kebijakan ini akan membuat industri otomotif Indonesia kembali menurun seperti tahun lalu?
Menanggapi hal ini, Anton Jimmi Suwandy, Direktur Marketing PT Toyota-Astra Motor (TAM) tak mau banyak berkomentar.
Baca Juga: PPKM Mikro Bakal Terdampak Pada Penjualan Motor Bekas? Berikut Kata Pedagang
"Untuk market, saat ini kami masih harus memonitor," ucap Anton kepada GridOto.com, Selasa (22/6/2021).
Sedangkan, untuk operasional kantor, Anton mengaku TAM telah menjalankan prosedur sesuai dengan kebijakan pemerintah.
"TAM operasionalnya tetap berjalan, dari tahun lalu pun jumlah karyawan yang WFO (work from office) terbatas, dan menyesuaikan dengan aturan pemerintah," jelasnya.
Dari sisi pabrik produksi, PT Toyota Motor Manufactur Indonesia (TMMIN) mengaku fasilitas mereka tetap beroperasi secara normal atau 100 persen.
Baca Juga: Pemerintah Perketat PPKM Mikro, Begini Strategi Gesits Untuk Penjualan Motor Listrik
Hal ini sesuai dengan peraturan Penebalan PPKM, yang menyebutkan pabrik produksi, terutama bagi sektor esensial, boleh beroperasi 100 persen.
Meski begitu, menurut Bob Azam, Direktur Corporate Affairs TMMIN, pihaknya tetap memprioritaskan keselamatan dan kesehatan para pekerjanya.
"Bagi kami yang paling utama adalah safety and health karyawan, sesudah itu kita baru berupaya yang terbaik untuk konsumen di tengah berbagai keterbatasan ini," ucap Bob saat dihubungi GridOto.com, Selasa (22/6/2021).
Ia menambahkan, di tengah tingginya angka penyebaran Covid-19 saat ini, pihaknya akan terus mengupayakan agar produksi tetap berjalan.
"Kita enggak tahu Covid-19 ini sampai kapan, jadi seperti yang saya sampaikan safety & health karyawan adalah first priority. Kelangsungan produksi juga harus dijaga agar tidak berhenti, sedapat mungkin mengurangi kepadatan jalur produksi dengan menggunakan teknologi yang ada," jelasnya.
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR