GridOto.com - Insentif PPnBM 100 persen yang diberikan pemerintah sejak Maret 2021 menimbulkan dampak positif bagi penjualan mobil baru di Indonesia.
Meski begitu, pemberian insentif ini sempat disebut-sebut akan 'menghancurkan' pasar mobil bekas di Tanah Air.
Saat itu, banyak yang beranggapan konsumen tak akan mau membeli mobil bekas karena harga mobil baru turun akibat relaksasi PPnBM.
Namun, kekhawatiran tersebut terbukti tak terjadi pada Adira Finance.
Baca Juga: Pedagang Mobil Bekas di Palem Semi Tangerang Akui Ada Peningkatan Penjualan Selama Lebaran
Menurut Harry Latif, Direktur Portofolio Adira Finance, pembiayaan mobil bekas Adira justru mengalami peningkatan.
"Memang kenaikannya tidak setinggi mobil baru. Mobil bekas selama periode Maret-April 2021, naiknya yaitu sekitar 15 persen," katanya dalam diskusi di Jakarta, beberapa waktu lalu.
"Pada periode sama, kami mengalami peningkatan hingga 50 persen untuk mobil baru. Jadi benar-benar diluar prediksi kami karena umumnya pasti turun," lanjut Harry.
Menurutnya, torehan positif pada mobil bekas diakibatkan oleh lamanya inden mobil baru.
Baca Juga: Mobil Bekas Rp 100 Jutaan Masih Jadi Menu Favorit Konsumen Saat Momen Lebaran 2021
Maklum, selama adanya relaksasi PPnBM, pabrikan tak bisa memenuhi lojakkan pembelian unit dari konsumen.
"Dikarenakan (ketersediaan) unit di pasar mobil bekas turun, harga (mobil bekas) tetap stabil meskipun harga mobil baru turun karena insentif PPnBM. Di samping itu, tampaknya juga memang ada pasarnya masing-masing," ucap Harry.
Faktor lainnya, banyak masyarakat yang memerlukan mobil untuk keperluan libur lebaran.
"Karena mobil baru kan indennya lama, banyak yang akhirnya milih beli mobil bekas. Karena kalau mobil bekas dia gak perlu lama-lama tunggu unit," kata Harry.
"Maka, ternyata market mobil bekas itu tidak tergerus karena ada insentif PPnBM. Kalau pun ada penurunan, itu bukan dikarenakan relaksasi. Pada aplikasi kami, Momobil, pembelian mobil bekas berkontribusi sampai 50-70 persen," lanjutnya.
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
KOMENTAR