GridOto.com - Di balik viralnya video Lamborghini masuk ke sebuah perkampungan dan disebutkan pemiliknya sedang pulang kampung, ternyata ada kisah menarik dan siapa tahu bisa jadi motivasi.
Misal seperti halnya Syaiful (43), warga Lamongan Jawa Timur (Jatim) yang viral di media sosial karena mudik menggunakan Lamborghini Aventador.
Kejadian itu viral setelah pemilik akun Facebook Fabian Rayhan mengunggah video Lamborghini Aventador berwarna oranye masuk ke dalam gang, Minggu (16/05).
Dalam video tersebut, tampak Aventador bernomor polisi B-666-HSA itu berjalan dengan pelan di gang kampung yang sempit.
Belakangan diketahui mobil mewah tersebut melintas di jalan yang ada di Desa Ngayung, Maduran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Baca Juga: Kendarai Lamborghini Aventador Saat Mudik Lebaran, Warga Lamongan Ini Banjir Pujian, Kok Bisa?
Syaiful mengatakan, niatnya membawa Lamborghini blusukan ke desa tempatnya dilahirkan bukanlah untuk ajang pamer kepada warga sekitar.
"Saya juga bingung, saya jadi malu juga, disangkanya kita show off kan, sebenarnya saya main mobil-mobil sport itu sudah lama, dari 2008. Nah saya ini rindu, semenjak pandemi tidak pernah touring, akhirnya sebelum larangan mudik, saya iseng pulang ke Madiun, ada vila di sana karena istri saya orang sana," ujarnya.
Lamborghini itu, lanjut Syaiful, tidak ia kendarai sendiri, melainkan dibawa menggunakan truk towing.
"Jadi saya towing (Lamborgini) ke Madiun, terus iseng kemarin, ah gue pakai ajalah ke kampung (Ngayung), karena saya setiap tahun, tiga kali ke sana untuk nengok kuburan orangtua saya," ujar Syaiful.
Sebelum itu, saudara Syaiful juga telah meminta kepadanya untuk sesekali membawa mobil sport mewah tersebut ke Ngayung.
"Anggep aja touring, sekali-kali saya bawa ke sana (Ngayung) kan gitu. Saudara sebelumnya bilang sesekali mbok yo dibawa biar anak-anak di sini senang, yaudah saya bawa," terang dia.
Akan tetapi, Syaiful justru kaget begitu mendengar kabar kedatangannya ke kampung halamannya menggunakan Lamborghini justru viral di media sosial.
Syaiful memang warga asli Ngayung yang setelah SMP langsung merantau menyusul orang tuanya di Jakarta.
"Saya merantau tahun 1992. Karena orangtua kan sudah ke Jakarta sejak tahun 1988, jualan sea food, pecel lele, gitu-gitu di daerah Sunter," terangnya.
Waktu itu Syaiful turut membantu orangtuanya dalam berjualan, misalnya seperti mencuci piring, belajar memasak, dan lain sebagainya.
Hingga akhirnya, Syaiful muda sedikit demi sedikit mulai memahami tentang teknik berjualan seperti yang diturunkan orangtuanya.
"Sampai akhirnya bisa bikin warung pecel lele sendiri di Kelapa Gading sekitar tahun 1994, sejarahnya seperti itu, awalnya usaha kecil-kecilan di pinggir jalan, kaki lima," kata dia.
Tak lama setelah berhasil mendirikan warung sendiri, Syaiful punya banyak langganan. Tak tanggung-tanggung, mereka berasal dari klub-klub sepeda motor.
Berangkat dari situ, Syaiful mencoba menaruh sepasang hingga dua pasang sepatu di atas meja warungnya untuk dijual.
"Kebetulan mereka itu dari orang-orang yang lumayan lah, ada yang pesen, saya beliin sembari jualan di warung," lanjut dia.
Singkat cerita, pada 2002, Syaiful memutuskan untuk lebih fokus menggeluti dunia fashion dan meninggalkan usaha pecel lelenya.
Pada tahun itu, ia bertolak ke China, untuk berbelanja sejumlah barang selanjutnya dijual di Indonesia.
"Saya pergi ke China buat belanja-belanja, seperti baju, topi, sepatu, dan lainnya, lalu saya jual lagi di Indonesia," papar Syaiful.
Seiring berjalannya waktu, Syaiful mulai bisa menjalankan roda bisnisnya hingga kemudian berhasil membuka pabrik di Tangerang pada 2013 silam.
Hingga saat ini, ia telah memiliki empat perusahaan, tiga di bidang sepatu, satu lagi adalah pengolahan karet.
"Jadi saya itu lama impor barang-barang apa saja dari China, ya gelanglah, ya topilah, ya kaos, ya celana, ya sepatu. Itu bertahun-tahun. Ya jatuh bangun, namanya dari nol enggak punya modal," tutur Syaiful.
Namun, pada masa pandemi seperti ini, bisnis impornya telah berhenti lantaran daya beli masyarakat yang semakin menurun.
Dia pun mulai berpikir untuk mengembangkan bisnisnya yang telah ada sembari berharap bisa membantu produk-produk dalam negeri.
Kisah Syaiful ini membuktikan kalau mau sukses ya tentu enggak bisa instan ya, harus ada kerja keras dan enggak gampang menyerah.
Semoga bisa terinspirasi seperti Syaiful ya!
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul KISAH SUKSES : Lulusan SMP Penjual Pecel Lele Lamongan Pulang Kampung Naik Lamborghini Viral
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
Sumber | : | Kompas.com,Facebook,Tribun Jateng |
KOMENTAR