GridOto.com - Seperti yang kita tahu, akhir-akhir ini kampanye kendaraan listrik semakin ramai dilakukan oleh berbagai pihak termasuk pemerintah.
Bahkan beberapa industri otomotif sudah memperkenalkan produk kendaraan yang memanfaatkan motor listrik, baik itu mobil juga motor.
Terkait hal ini ekonom senior Tanah Air, Faisal Batubara atau lebih dikenal dengan Faisal Basri, turut memberikan pendapatnya.
Ia berpendapat bahwa Indonesia sebaiknya jangan buru-buru menjadi produsen mobil listrik meski memiliki sumber daya alamnya melimpah.
Baca Juga: Kendaraan Listrik Jadi Peluang Bisnis Baru, Bosch Sampai Investasi Triliunan Rupiah
"Industri adalah salah satu lingkungan bisnis yang dibuat untuk memperoleh nilai tambah, bukan sekadar bahan mentah untuk jadi modal negara produsen," buka Faisal Basri dikutip dari wartakotalive.com.
Ia menegaskan, meski sumber daya alam untuk bahan bakunya ada, tidak berarti Indonesia lantas bisa memproduksi semua mobil listrik.
"Tidak ada tiba-tiba satu negara jadi unggul di otomotif (dengan produksi mobil listrik). Jepang dan Jerman butuh ratusan tahun untuk proyek tersebut," lanjutnya, Selasa (27/04/2021).
Basri berpendapat, sebaiknya pemerintah tidak perlu terlalu mengumbar potensi Indonesia jadi produsen mobil listrik kelas dunia.
"Tiba-tiba kita jadi negara produsen mobil listrik kelas dunia. Mimpi seperti itu harus kita pahami, itu mendekati ngawur," tambahnya.
Namun agar bisa terlibat dalam proses produksi mobil listrik, ia menilai Indonesia harus bekerja sama dengan negara lain.
Hal itu karena Indonesia tidak bisa sendiri mengerjakan semuanya, namun bisa menjadi rantai pemasok dunia industri kendaraan listrik.
"Tidak bisa 100 persen buatan Indonesia. Kita adalah bagian dari dunia, mari cari nilai tambah yang paling tinggi," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Jerman Butuh Ratusan Tahun, RI Jadi Produsen Mobil Listrik Dinilai Cuma Mimpi
Editor | : | Dida Argadea |
Sumber | : | Wartakotalive.com |
KOMENTAR