India Dihantam Tsunami Covid-19, Bagaimana Impor Mobil Renault dari Negara Tersebut?

GridOto.com - Negara India tengah dihantam Tsunami Covid-19, dengan angka kasus positif yang mencapai ratusan ribu orang per hari.

Mengutip berbagai sumber, kasus positif di India dalam lima hari terakhir selalu mencapai lebih dari 300.000 kasus per hari.

Jika melihat dari segi bisnis otomotif, ada beberapa merek yang mengimpor produknya dari India, salah satunya Renault.

Model-model yang dipasarkan di Indonesia, yakni Renault Triber, Kwid, dan Koleos, ketiganya diimpor langsung dari negara Bollywood tersebut.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Masih Ada, Pasang Partisi Kabin Toyota Alphard, Termewah Rp 75 Jutaan

Lantas, apakah impor mobil Renault terganggu dengan adanya Tsunami Covid-19 yang menghantam India?

Menanggapi hal ini, Davy J Tuilan, COO PT Maxindo Renault Indonesia (MRI) angkat bicara.

Menurutnya, pabrik Renault di India tetap menjalankan aktivitas produksi dengan mengikuti protokol kesehatan yang diberlakukan pemerintah setempat.

"Tidak pengaruh, produksi di Renault India tetap berjalan, dan impor tetap berjalan normal," ucap Davy kepada GridOto.com, Selasa (27/4/2021).

Baca Juga: Menjemur Kendaraan di Terik Matahari Bisa Membunuh Virus Corona? Begini Penjelasan Dokter

Ia pun menyebut masyarakat Indonesia tak perlu khawatir, sebab seluruh mobil Renault yang masuk ke Tanah Air sudah disterilisasi terlebih dulu.

"Pada waktu masuk stock yard Maxindo Renault Indonesia, semua mobil dilakukan proses desinfektan," tukas Davy.

Ibnu Jundi

Ilustrasi Renault Kwid Climber facelift

Sebagai informasi, pada Rabu (21/4/2021), kasus positif di India mencapai 315.802 kasus.

Pada Kamis, (22/4/2021), negara tersebut mencatat 332.503 kasus Covid-19.

Baca Juga: Tokyo Motor Show 2021 Batal Digelar, Begini Kata Ketua Asosiasi Produsen Mobil Jepang

Sedangkan, pada Jumat (23/4/2021), India melaporkan 345.147 kasus virus corona. Serta pada Sabtu (24/4/2021), negara tersebut ada 349.313 kasus.

Di Minggu (25/4/2021), Covid-19 di India kembali mencatatkan rekor buruknya setelah ada 354.531 kasus.