GridOto.com - Diantara kalian pasti ada yang penasaran, apa sih kelebihan mesin motor satu silinder yang menggunakan dua busi sekaligus?
Ambil contoh Bajaj Pulsar 180 yang punya teknologi yang namanya Dual Twin Spark Ignition (DTS-i).
Teknologi DTS-i ini membuat Bajaj Pulsar 180 ini punya dua busi padahal mesinnya cuma satu silinder.
Bajaj Pulsar 180 DTS-i ini punya dua busi yaitu busi kiri dan kanan.
"Busi utama Bajaj Pulsar 180 DTS-i ini adalah busi sebelah kiri, busi sebelah kanan fungsinya hanya membantu saat proses pembakaran," buka Erwin Firmasnyah, owner Yomoto 999, bengkel spesialis Bajaj Pulsar kepada GridOto pada Senin (19/04/21).
Baca Juga: Bajaj Pulsar 200NS Cafe Racer, Berbodi Alloy, Tampilan Langsung Asoy
Bagaimana cara kerja dua busi pada Bajaj Pulsar 180 DTS-i ?
"Kedua busi ini akan memantik bersamaan hingga 6.000 rpm, di atas 6.000 rpm sampai limit sebagian besar percikan api dihasilkan oleh busi sebelah kiri," jelas Erwin.
"Sedangkan di atas 6.000 rpm, busi kanan fungsinya hanya membantu proses pembakaran lebih sempurna, perbandingannya 10 kali busi kiri memantik, 1 kali busi kanan memantik," tambahnya saat ditemui di Jalan Raya Bogor KM 28, Cimanggis, Depok, Jawa Barat.
Dengan peran dua busi ini diklaim mampu membuat proses pembakaran jadi lebih efisien.
"Efeknya sedikit sekali bahan bakar yang tidak terbakar, sehingga tenaga motor lebih terasa dan konsumsi bahan bakar jadi lebih irit," jelas Erwin yang pernah bekerja di dealer resmi Bajaj ini.
Menurut Erwin, penggunaan dua busi pada Bajaj Pulsar 180 DTS-i punya kekurangan.
"Karena api yang dihasilkan busi semakin banyak dan besar, membuat ruang bakar jadi panas, apalagi ditambah cuaca sebagian besar wilayah di Indonesia panas," jelas Erwin.
"Efeknya membuat oli mesin jadi cepat menguap, apalagi Bajaj Pulsar 180 DTS-i ini enggak ada oil cooler, banyak yang turun mesin akibat oli mesin habis karena menguap," tutup pria yang asli dari Tasikmalaya ini.
Selain Bajaj Pulsar 180, Bajaj Pulsar 200 , Bajaj Pulsar 135LS dan Bajaj Pulsar 220F juga pakai teknologi DTS-i.
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR