GridOto.com - Aturan penggunaan knalpot sejatinya sudah diatur dalam undang-undang dan memilki batas kebisingingan yang harus ditaati.
Akan tetapi, pasti sering sobat temui pengendara motor yang menggunakan knalpot bising di jalanan.
Selain memiliki ciri khas suara yang besar, knalpot bising diklaim juga bisa menambah tenaga motor.
Meski begitu, banyak pula masyarakat yang terganggu akan suara bising yang dihasilkan knalpot tersebut.
Baca Juga: Street Manners: Kapan Waktu yang Tepat Untuk Beristirahat Saat Naik Motor di Bulan Puasa?
Akan tetapi, banyak pula yang beranggapan kalau menggunakan knalpot bersuara bising, bisa memberitahu pengendara yang di depan akan keberadaan kita.
Menurut Johanes Lucky, Manager Safety Riding Astra Honda Motor (AHM), hak berkendara telah diatur dalam undang-undang dan semua pengendara harus menaatinya.
"Seperti ada genangan air kita harus berkendara pelan-pelan, itu tidak ada di dalam undang-undang. Jadi terkait keselamatan atau tidak kita juga harus menghormati norma-norma sosial, saat yang lain sudah diatur undang-undang," ujar Lucky lewat virtual, Selasa (13/4/2021).
Jadi, masalah penggunaan knalpot bising itu berkaitan dengan norma-norma sosial dan tentunya aturan yang berlaku di Indonesia.
Baca Juga: Street Manners: Simak Nih 7 Tips Aman Naik Motor Selama Bulan Puasa
Untuk suara knalpot bising, Lucky mengatakan kalau suara knalpot yang dihasilkan motor pun telah diatur dalam undang-undang.
"Knalpot juga semuanya telah diatur dalam undang-undang," jelasnya.
Sebagai informasi, aturan tentang knalpot tertulis dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 7 Tahun 2009.
Di dalamnya disebutkan bahwa motor berkubikasi 80-175 cc, tingkat maksimal kebisingan 80 dB, dan untuk motor di atas 175 cc maksimal bising 83 dB.
Baca Juga: Street Manners: Catat, Begini Cara Aman Berkendara Naik Motor di Cuaca Panas Saat Puasa
Selain itu, hal ini juga diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ) Pasal 285.
Dijelaskan bahwa knalpot laik jalan merupakan salah satu persyaratan teknis kendaraan dapat dikemudikan di jalan.
Pada Pasal 285 ayat (1) berbunyi, setiap orang yang mengemudikan motor di jalan yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan yang meliputi kaca spion, klakson, lampu utama, lampu rem, lampu penunjuk arah, alat pemantul cahaya, alat pengukur kecepatan, knalpot, dan kedalaman alur ban, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (3) juncto Pasal 48 ayat (2) dan ayat (3), dipidana dengan pidana kurungan paling lama satu bulan atau denda paling banyak Rp 250 ribu.
Jadi ingat ya sob, lebih baik menaati peraturan yang sudah ada daripada kena sanksi pakai knalpot bising.
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
KOMENTAR