GridOto.com - Jenis BBM (Bahan Bakar Minyak) tidak berefek pada kerusakan fuel pump, ini penjelasannya.
Secara bersamaan, program recall dilakukan PT Toyota-Astra Motor (TAM) dan PT Astra Daihatsu Motor (ADM) (18/3).
Jika sebelumnya di 2020 lalu program recall serupa diumumkan karena masalah yang sama, yakni fuel pump bermasalah.
Lantas apakah jenis BBM yang digunakan di Indonesia bisa jadi penyebab fuel pump rusak?
Tri Yuswidjajanto Zaenuri, Ahli Konversi Energi Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB) menyimpulkan jenis BBM yang digunakan tidak bisa disalahkan sepenuhnya.
Baca Juga: Recall Fuel Pump Toyota di Indonesia, Ada Penambahan Varian Mobil
"Kejadian ini tidak hanya di Indonesia, beberapa negara lain juga mengalami hal serupa," tegas Tri saat dihubungi GridOto.com.
Tri menilai masalah fuel pump yang terjadi karena kesalahan penggunaan material baling-baling rotor fuel pump dari vendor.
Dimana baling-baling ini mengalami deformasi sehingga terjepit dan macet.
"Padahal penggunaan BBM di seluruh dunia sudah jelas ada standarisasinya," tekan Tri.
"Tinggal bagaimana material yang digunakan bisa sesuai dengan unsur kimia yang terkadung di dalam BBM," sambung Tri.
Memang Tri tidak memungkiri ada unsur kimia di dalam BBM yang bisa mengalami reaksi terhadap unsur polikarbonat sebagai material baling-baling rotor fuel pump pada umumnya.
Baca Juga: Recall Fuel Pump Daihatsu di Indonesia, Gara-gara Komponen Ini Saja
Seperti unsur kimia aromatik, benzena, dan sulfur yang bisa dipecah dalam nomor rantai kimia.
"Kimia sulfur nomor sekian dipakai untuk BBM, pecahan nomor lainnya yang tidak dipakai ini yang bisa mengalami reaksi dengan polikarbonat," contoh Tri.
Reaksi inilah yang menyebabkan deformasi dan baling-baling mengembang menjepit rotor fuel pump.
"Apalagi rancangan celah baling-baling dengan dinding tipis sekali, sedikit mengembang akan jadi masalah," ujar Tri.
"Sehingga vendor perlu tahu material polikarbonat yang dipakai sesua dengan unsur kimia BBM," sambung Tri.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR