GridOto.com - Agar bahan bakar bisa masuk secara homogen maka dibutuhkan injektor.
Injektor memiliki lubang yang sangat kecil agar bahan bakar bisa keluar.
Agar terjadi proses pengabutan maka bahan bakar di injektor mendapat tekanan dari fuel pump atau pompa bahan bakar.
Walau secara kerja hanya menyemprotkan bahan bakar, ternyata injektor juga memiliki flow rate.
Flow rate yang dimaksud adalah kemampuan injektor menyemprotkan bahan bakar dalam rentang waktu tertentu.
Baca Juga: Ini Bahaya Kandungan Sulfur Tinggi Pada BBM Diesel buat Injektor
"Biasanya flow rate injektor itu nilainya diukur cc/min atau jumlah bahan bakar yang disemprotkan dalam satu menit," buka Luckas Dwinanda dari Engine+ Motorsports di Sunter, Jakarta Utara.
"Misalnya flow rate pada injektor tertulis 550 cc/min, berarti itu batas maksimal kemampuan injektor menyemprotkan bahan bakar," tambahnya.
Flow rate pada injektor dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Salah satunya adalah diameter dan jumlah lubang di injektor.
Baca Juga: Indikasi Ini Bisa Dirasakan Saat Tekanan Injektor Mobil Berkurang
Secara umum, injektor dengan flow rate tinggi memiliki lubang lebih besar dan jauh lebih banyak.
"Namun, tekanan fuel pump juga bisa menjadi pertimbangan flow rate yang dihasilkan injektor," sebut Luckas.
Selain itu, duty cycle pada injektor juga berbeda-beda.
Duty cycle adalah batas kemampuan solenoid injektor bekerja ketika diberi arus listrik dengan cepat.
Baca Juga: Ini Akibatnya Tekanan Injektor Mobil Diesel Kurang dari Standar
"Semakin baik duty cycle injektor maka semakin tinggi juga flow rate yang dihasilkan," sebutnya lagi.
Di pasaran banyak dijual beragam injektor dengan flow rate yang berbeda-beda.
Mulai dari 300 cc/min, 550 cc/min, sampai 1.000 cc/min juga tersedia.
"Permintaan flow rate injektor harus disesuaikan dengan kebutuhan mesin, enggak boleh asal," tutup Luckas.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR