Gridoto.com - Mesin motor bore up yang mati mendadak saat digunakan pasti bikin panik.
Ada beberapa hal yang menyebabkan mesin motor bore up mati mendadak ketika digunakan.
"Paling sering mesin motor bore up mati mendadak karena ngejim, atau piston yang tersangkut," ucap Wahyu Juliansyah dari bengkel Sulthon Jaya Motor.
Piston yang tersangkut dengan dinding silinder ini membuatnya tidak bisa bekerja sehingga membuat mesin mati.
Baca Juga: TDR Tawarkan Bore Up Kit Honda PCX 150, Kapasitas Mesin Jadi 172 Cc
Jika sudah begitu, ada beberapa hal yang bisa kalian lakukan agar mesin bisa kembali bekerja.
"Pertama coba dinyalakan pakai kick starter, jika terasa keras, berarti piston macet. Kalau sudah begitu coba cek oli mesinnya," tambah Wahyu yang bengkelnya di Jl. Kedondong, Depok, Jawa Barat.
Cek oli mesin penting dilakukan, karena kebanyakan motor ngejim di motor bore up karena banyak berkurangnya oli mesin.
Karena pelumasan yang kurang mesin jadi kelewat panas dan terjadi pemuaian tinggi pada piston yang membuatnya tersangkut.
Baca Juga: Agar Bore Up Honda PCX 150 Jadi 160 Cc Hasilnya Maksimal , Part Ini Wajib Disesuaikan
"Setelah memastikan kondisi oli, tunggu hingga mesin motor dingin. Mesin yang dingin membuat piston yang memuai karena panas kembali keukuran semula. Dengan begitu mesin bisa kembali bekerja," tuturnya.
Satu hal lagi yang bisa kalian lakukan adalah dengan memasukan oli mesin lewat lubang busi.
"Tujuannya untuk membatu pelumasan pada area silinder agar piston yang macet menjadi lancar dan bisa bekerja lagi," tutupnya.
Baca Juga: Filter Udara Motor Terendam Banjir Bisa Dipakai Lagi? Ini Kata Mekanik
Beberapa tips tadi bisa kalian lakukan jika dalam kondisi darurat.
Namun, disarankan ketika mengalami hal itu lakukan juga pembongkaran mesin untuk mengetahui kondisi komponen mesin.
Sebab, umumnya akibat piston yang tersangkut membuat dinding silinder baret dan bisa membuat oli mesin masuk ruang bakar.
Jika sudah begitu kalian harus lakukan korter atau ganti boring untuk perbaikan Sob!
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR