Gridoto.com - Bikers Suzuki yang tergabung di beberapa klub dan komunitas salurkan langsung dana baksos ke Pondok Pesantren.
Dana yang disalurkan ke pesantren adalah dana baksos yang sebelumnya dikumpulkan untuk korban bencana gempa di Sulawesi Barat dan banjir di Kalimantan Selatan.
Namun, karena sudah ditutupnya penerimaan bantuan di posko, dana yang terkumpul akhirnya disalurkan ke pondok pesantren.
Baksos yang diselenggarakan ini mengusung tema ‘Tiada yang lebih berharga dibanding dengan berbagi dalam persaudaraan’.
Baca Juga: Sering Terobos Genangan Air Bikin Sokbreker Rusak? Begini Kata Mekanik
Saat penyerahan donasi ikut hadir perwakilan dari SUGOI Chapter (SC) Bekasi, SC Bogor, SC Makassar, SC Majene, GSX United Club Indonesia (GUCI), GSX Community Nusantara (GCN) Karawang, dan Shogun Independen Bekasi (SIB).
Selain itu, juga ikut rekan-rekan dari komunitas lain seperti Gelandangan Indonesia, Bikers Family Jakarta (BFJ), Coffee All Rider (CAR), DEMENRIDE, Setia Fans (SF), Family Antar Lintas Sumatera (FALS) dan Fairing Bikers Indonesia (FBI).
Seperti yang disampaikan Oky Aditya selaku Ketua Chapter SC Bekasi, aksi sosial ini terselenggara berkat dukungan dari klub dan komunitas Suzuki yang berada di sekitar Jabodetabek dan organisasi relawan lainnya.
"Mereka dengan ikhlas mendonasikan mulai sembako serta sejumlah uang yang tentunya akan sangat berguna bagi pihak Pondok Pesantren,“ ujar Oky saat acara yang digelar Minggu 7 Februari 2021 lalu.
"Adanya kegiatan ini agar membuat hati tergerak tidak hanya untuk membantu meringankan beban korban bencana, melainkan juga untuk orang yang membutuhkan" tambah Arif Amarullah selaku Ketua Umum dari komunitas Gelandangan Indonesia.
“Selama mengikuti kegiatan ini kita belajar tentang solidaritas dan berjabat tangan dengan komunitas. Semoga acara ini berjalan lagi tak hanya untuk korban bencana, tapi untuk orang yang membutuhkan,” tutur Arif.
Dijalankan di tengah masa pandemi, acara ini digelar dengan mematuhi protokol kegiatan dari awal hingga akhir.
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR